Pelni Siapkan 7 Kapal Angkut Penumpang Arus Lebaran

Kapal PT Pelni  Dobonsolo merapat di pelabuhan Tanjung Emas. Kapal ini akan membawa sepeda motor pemudik dari Jakarta ke Semarang, dan berlayar sebanyak 6 kali . Semarang, 12 Juli 2015. TEMPO/Budi Purwanto
Kapal PT Pelni Dobonsolo merapat di pelabuhan Tanjung Emas. Kapal ini akan membawa sepeda motor pemudik dari Jakarta ke Semarang, dan berlayar sebanyak 6 kali . Semarang, 12 Juli 2015. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon, Haekal Dahlan Marasabessy mengungkapkan sebanyak tujuh unit kapal PT PELNI siap mengangkut penumpang arus mudik dan arus balik Lebaran 2016.

"Tujuh unit kapal Pelni tersebut, empat diantaranya bertipe 2000, satu unit bertipe 1000 dan dua unit lainnya bertipe 500. Total tujuh unit kapal tersebut berkapasitas 13.000 penumpang," kata Haekal, di Ambon, Rabu (8 Juni 2016).

Menurut dia, pemerintah saat ini memberikan dispensasi kepada kapal-kapal Pelni sebesar 70 persen untuk angkutan penumpang.

"Kalau terjadi dispensasi 70 persen, prediksi penumpang yang bisa diangkut dengan sejumlah kapal tersebut, sekitar 22.000 lebih penumpang. Kalau jumlah ini, plus dengan kapal-kapal perintis, kapal-kapal cepat dan kapal-kapal Ferri yang ada, itu berarti kapasitas angkut terpasang bisa mencapai lebih dari 30.000," ungkapnya.

Menurut Haekal, kalau melihat jumlah muatan yang terangkut pada lebaran 2015 jumlah penumpang yang naik sekitar 26.000 orang dan sekitar kurang lebih 22.000 penumpang yang turun.

"Kalau dulu Pelni memberikan dispensasi hanya 30 persen, pada kondisi lonjakan arus mudik, mereka bisa mengangkut 30.000 penumpang dalam satu bulan. Tetapi sekarang dengan kondisi dispensasi 70 persen, itu berarti ada sekitar 39.000 penumpang yang mereka bisa angkut," katanya.

Jadi, tidak ada masalah terkait kapasitas angkut dengan ketersediaan tujuh kapal, ditambah delapan kapal perintis di Maluku serta tiga kapal perintis dari pangkalan lain yang masuk ke Ambon, termasuk sejumlah kapal cepat dan kapal ferri angkutan lokal di Maluku.

"Prinsipnya, tidak ada masalah terkait kapasitas angkut dengan tujuh unit kapal Pelni ,delapan unit kapal perintis dan sejumlah kapal cepat serta feri," ujarnya.

Namun, kata Haekal yang perlu menjadi perhatian, pada segmen trayek Ambon ke arah Tual, bahwa pengalaman terhadap kapal Tidar kapasitasnya belum cukup untuk mengangkut penumpang dari Ambon ke Tual. Karena pada saat yang sama diprediksi terjadi lonjakan arus mudik, tetapi pada waktu bersamaan juga posisi kapal yang lain masih berada pada trayek yang lain pula, kendati kapal ini berlayar dari Indonesia Barat sampai ke Indonesia Timur.

Selanjutnya, pada kondisi terjadi perkiraan lonjakan arus mudik, kapal tidak ada, sehingga ada rencana untuk melakukan reroting minta ke kantor Pusat PELNI dan Direktorat Perhubungan Laut untuk membackup trayek dari Ambon ke Tual dengan melakukan komisi dari salah satu kapal penumpang tipe 500, apakah Pangrango atau Sangiang.

"Jadi kita minta supaya kapal penumpang perintis Sabuk Nusantara 43 dan 48 bisa direroting untuk membackup mengangkut penumpang dari Ambon ke arah Tual," kata Haekal.

ANTARA