Makanan Takjil Berzat Kimia Berbahaya Beredar di Karawang

Editor

Erwin prima

Kolang-kaling. ANTARA/Muhammad Arif Pribadi
Kolang-kaling. ANTARA/Muhammad Arif Pribadi

TEMPO.COKarawang - Sejumlah pedagang di Karawang menjual bahan makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya. Hal itu terbukti setelah tim Pengawas Terpadu Penggunaan Bahan Berbahaya pada Pangan menemukan boraks, rhodamin, dan formalin pada sejumlah bahan makanan.

Abdul Aziz, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Karawang, mengatakan zat kimia berbahaya itu bahkan ditemukan pada bahan makanan yang biasa dijadikan menu takjil saat berbuka puasa. Dari 15 sampel yang diuji, ada enam jenis bahan makanan yang positif mengandung bahan berbahaya.

"Hasil uji kimia menggunakan food contamination test kit menunjukkan 40 persen bahan makanan di Pasar Johar mengandung zat kimia berbahaya," ujar Abdul Aziz saat ditemui di Pasar Johar, Rabu, 8 Juni 2016.

BACA JUGA
Kisah Kucing Bangunkan Jemaah untuk Salat Jadi Mendunia
Inilah Hadiah Istimewa Murid TK yang Bikin Gurunya Terkejut

Menurut Aziz, bukan hanya bahan takjil yang mengandung zat kimia, makanan seperti tahu kuning, ikan asin jambal, dan mi basah juga terbukti mengandung formalin. "Cincau hitam dan kolang-kaling juga positif boraks," tuturnya.

Untuk saat ini, Pemerintah Kabupaten Karawang belum melakukan langkah apa pun terkait dengan penyebaran bahan makanan berbahaya tersebut. Aziz terlebih dulu akan melaporkan temuan itu ke Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Barat. "Provinsi harus ikut menangani karena produsen bahan makanan itu datang dari berbagai kota di Jawa Barat," ucapnya.

Para pedagang bahan makanan di Karawang kerap mengambil barang dari luar wilayah. "Produsen tahu dari Bandung, kolang-kaling dari Ciamis. Hanya cincau yang dari Rengasdengklok," kata Aziz. 

Saat Ramadan, omzet penjualan bahan makanan basah meningkat drastis. Cucum Cunayah, 47 tahun, pedagang cincau dan kolang-kaling, mengatakan, pada hari ketiga Ramadan, permintaan kolang-kaling sedang meningkat. "Setiap hari selalu ada yang beli. Kemarin saja, keluar 20 kilo," tuturnya. 

Permintaan cincau hitam juga meningkat tajam. "Biasa jadi bahan sirup, kolak, atau minuman segar," ucap Cucum.

HISYAM LUTHFIANA

BACA JUGA
Ustad Zacky Mirza Buka-bukaan Soal Ceraikan Shinta Tanjung
Biang Kisruh Pernikahan Ustad Zacky Mirza-Shinta Terjawab?