Umat Muslim di Inggris Hadapi Waktu Puasa Terpanjang

Editor

Grace gandhi

Sadiq Khan, Wali Kota London saat hari pertamanya bertugas di City Hall, London, Inggris, 9 Mei 2016. Sadiq Khan merupakan Muslim pertama yang menjadi Wali Kota London. REUTERS/Hannah McKay
Sadiq Khan, Wali Kota London saat hari pertamanya bertugas di City Hall, London, Inggris, 9 Mei 2016. Sadiq Khan merupakan Muslim pertama yang menjadi Wali Kota London. REUTERS/Hannah McKay

TEMPO.CO, London – Penganut agama Islam di Inggris menghadapi waktu puasa terpanjang dalam 33 tahun terakhir karena bulan suci ini bertepatan dengan musim panas. Artinya, mereka tidak akan makan dan minum selama 19 jam.

Dewan Muslim Inggris telah memperingatkan orang-orang yang berpuasa untuk berhati-hati saat siang hari karena cuaca panas dan panjangnya waktu berpuasa.

Dewan Muslim mengatakan dehidrasi adalah risiko serius saat cuaca panas tiba. Karena itu, minum banyak sewaktu berbuka dan sahur adalah hal penting.

Wali Kota Muslim pertama di London, Sadiq Khan, mencuit di akun Twitter-nya bahwa menjalankan puasa tidak mudah. Ia pun akan sangat merindukan kopi.

Perdana Menteri Inggris David Cameron juga mencuit di akun Twitter-nya tentang Ramadan. “To everyone in Britain and around the world observing the holy month of Ramadan, I wish you Ramadan Mubarak,” cuit David.

Kata-kata itu diunggah dalam sebuah pesan video. Cameron berbicara tentang buka puasa bersama multiagama yang diadakan di Katedral Coventry. “Di Manchester, mereka menggabungkan buka puasa dengan penampilan Inggris di kejuaraan sepak bola Euro,” ujar Cameron.

David Cameron juga mengatakan Ramadan adalah waktu untuk memperbarui solusi, membantu masyarakat yang menjadi korban perang di Suriah oleh ISIS.

“Semua keluarga di sana menghabiskan bulan suci ini di kamp-kamp pengungsi, berkabung untuk orang yang dicintai, kerinduan untuk kembali ke sekolah atau bekerja, bertanya-tanya apakah mereka akan kembali ke rumah lagi,” kata Cameron. “Doa kami, apa pun latar belakang atau keyakinan kita, kita bersama dengan mereka,” tuturnya.

BBC | DIKO OKTARA