17 Warga Sipil Suriah Tewas di Hari Pertama Ramadan

Editor

Suseno TNR

Sejumlah warga dan petugas memeriksa lokasi terjadinya bom di terminal bus di Tartus, Suriah, 23 Mei 2016. Serangkaian ledakan yang diikuti bom bunih diri telah menewaskan 150 orang dan 200 lainnya luka-luka. (SANA via AP)
Sejumlah warga dan petugas memeriksa lokasi terjadinya bom di terminal bus di Tartus, Suriah, 23 Mei 2016. Serangkaian ledakan yang diikuti bom bunih diri telah menewaskan 150 orang dan 200 lainnya luka-luka. (SANA via AP)

TEMPO.COBeirut - Sebanyak 17 warga sipil, termasuk delapan anak-anak, tewas dalam serangan udara di sebuah pasar di timur Suriah pada Senin, 6 Juni 2016, bertepatan dengan hari pertama bulan suci Ramadan.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan serangan di Al-Shaara, kota yang dikuasai militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di wilayah Deir Ezzor, diduga dilancarkan dengan pesawat tempur tentara pemerintah atau Rusia.

"Pasar penuh sesak pada hari Senin karena orang-orang berbelanja untuk Ramadan. Jumlah kematian diperkirakan meningkat mengingat terdapat beberapa korban yang mengalami luka parah," kata Direktur SOHR, Rami Abdel Rahman, seperti yang dilansir Daily Mail pada Senin, 6 Juni 2016.

Rahman menambahkan, sebagian besar korban merupakan penduduk desa sekitar yang biasa datang ke pasar Al-Shaara untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Serangan udara juga membombardir daerah yang ditawan ISIS dan di luar kota Deir Ezzor. ISIS menguasai lebih 60 persen Kota Deir Ezzor sejak 2013.

Badan pengamat yang berkantor pusat di London, Inggris, itu akan mengidentifikasi apakah serangan tersebut dilancarkan pesawat tempur Suriah, Rusia, atau aliansi militer yang dipimpin Amerika Serikat. Penyelidikan tersebut dilakukan dengan mempelajari pola penerbangan, serta jenis pesawat dan peluru yang digunakan. Rusia mulai melakukan serangan di Suriah pada September 2015, satu tahun setelah Amerika memulai kampanye udara di sana.

SOHR mengandalkan jaringan sumber di dalam Suriah untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan konflik sejak lima tahun lalu. Mereka yakin konflik itu telah menyebabkan lebih dari 280 ribu orang tewas dan jutaan penduduk kehilangan tempat tinggal.

SOHR juga melaporkan serangan udara pemerintah membunuh sedikitnya 15 orang sipil di Boleel, di pinggir Kota Deir Ezzor, Jumat lalu.

DAILY MAIL|SIASAT DAILY|YON DEMA