Mudik Lebaran, Pemudik Bermotor Diprediksi Melonjak

Editor

Zed abidien

Sebuah motor pengangkut barang digunakan untuk mudik saat melintasi jalur pantai utara, Jawa Barat, 15 Juli 2015. Pemudik menggunakan motor pengangkut barang untuk mudik karena dapat mengirit biaya. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Sebuah motor pengangkut barang digunakan untuk mudik saat melintasi jalur pantai utara, Jawa Barat, 15 Juli 2015. Pemudik menggunakan motor pengangkut barang untuk mudik karena dapat mengirit biaya. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan, pemudik pengguna kendaraan roda dua ditaksir jumlahnya bakal meningkat pada arus angkutan Lebaran tahun ini. “Naiknya 50 persen, berarti ada perpindahan moda dari angkutan penumpang umum ke roda dua, kami sudah mengantisipasi,” katanya  di Bandung, Selasa, 7 Juni 2016.

Dedi mengatakan, salah satu antisipasi khusus ditujukan kepada pemudik pengguna roda dua itu dengan menyiapkan tempat istirahat khusus roda dua sekaligus lokasi pengecekan kendaraan. Tempat istirahat khusus itu disiapkan di jalur utara, tengah, dan selatan. Kendati demikian, pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua di arahkan melintas lewat jalur utara.

"Kami mengarahkan pemudik dari Jakarta itu nanti ke Kesambi kurang lebih 47 kilometer, nanti sampai ke Cikalong langsung Pantura,” kata Dedi. Sejumlah tempat istirahat khusus itu ada di jalur utara dari arah barat menuju timur berada di Ciasem dan Losarang, lalu pada arah sebaliknya berada di markas Brimob Cirebon; selanjutnya berada di Sukamandi dan Balonggandu. “Kami lakukan juga di Nagreg di Gapura Rahayuningrat ada rest area untuk check point kendaraan,” ujar dia.

Sejumlah pemicu kemacetan masih sama dengan tahun sebelumnya. Di antaranya pasar tumpah. “Kita antisipasi pasar tumpah karena jumlahnya lumayan, di Pantura ada 21 lokasi, di selatan kurang lebih 17 lokasi, di tengah ada beberapa,” kata Dedi. Dedi mengaku, sudah menyurati masing-masing daerah untuk mengantisipasi pasar tumpah itu.

Salah satunya, meminta pada pemerintah daerah setempat membuat lokasi khusus penyeberangan. “Dibuat kanalisasinya, dibuat penyeberangannya diatur, gak bisa sembarangan,” kata dia.

Dia juga mengingatkan ada sejumlah titik rawan yang perlu diwaspadai di Jawa Barat, antara lain titik rawan kecelakaan dan longsor. “Di jalur Subang misalnya di daerah Cicenang, Ciater, tanjakan Emen, kita sudah antisipasi dengan speed trap, memasang rambu-rambu di situ, penerangan jalan dan lain sebagainhya,” kata Dedi.

AHMAD FIKRI