Tiap Bulan Puasa, Foto Bocah Ini Laris Dibajak  

Foto Rakean Ahmad Zayyid Ardhi selalu laris dibajak saat bulan puasa. Foto: Berbagai Sumber
Foto Rakean Ahmad Zayyid Ardhi selalu laris dibajak saat bulan puasa. Foto: Berbagai Sumber

TEMPO.CO, Bandung - Foto Rakean Ahmad Zayyid Ardhi selalu laris dibajak saat bulan puasa. Rakean menjadi model pada foto yang menggambarkan seorang anak laki-laki tengah menunggu jam berbuka puasa. Fotonya ramai beredar di dunia maya setiap bulan puasa.

Fotografer sekaligus ayahnya, Yogi Ardhi, jadi punya agenda rutin tahunan sejak 2011. “Memantau sejauh mana foto Kean dicomotin orang,” katanya kepada Tempo, Rabu, 1 Juni 2016.

Yogi mengambil foto itu pada 7 Juli 2011 di rumahnya, saat mereka pulang ke Bandung. Rakean saat itu masih menjadi murid Taman Kanak-kanak Buah Batu, Bandung. Saat ini Kean sudah duduk di kelas IV sekolah dasar. Fotografer koran Republika itu menjadikan anak sulungnya model ilustrasi puasa pertama pada anak di media tersebut.

Namun tiga gambar dengan sudut pemotretan berbeda dari koleksi foto yang diunggah ke bank foto medianya sempat muncul tanpa keterangan kredit dan watermark. “Foto-foto tersebut kemudian diperbaiki, beredar, dan berlipat ganda di dunia maya,” ujar lulusan Jurnalistik Fikom Unpad angkatan 1994 itu.

Koleksi foto itu, kata Yogi, digunakan tanpa izin dan pencantuman karya oleh banyak situs, blog, berita online, dan media sosial. Peredaran foto yang dibajak itu juga meluas ke acara televisi, koran terbitan Bandung, grup media, tabloid kuliner, rumah sakit, sekolah, serta kedutaan besar negara luar.

Untuk beberapa situs yang tergolong besar, Yogi menyampaikan keberatannya di laman mereka. Sambil menegur untuk menyebutkan sumber foto dengan akurat, ia menyertakan tautan resmi asal foto. Cara lain ialah menelepon dan menyurati kantor media yang pernah mencetaknya tanpa izin. “Kata teman sekantor, foto itu sudah seperti iklan sirup yang muncul setiap bulan puasa,” katanya.

Khusus untuk website keagamaan, Yogi merelakannya. Dia tidak mengotot mengejar pemakainya dan menuntut pelanggaran hak cipta. “Hanya dianjurkan tetap mencantumkan sumber autentik foto,” ujarnya.

ANWAR SISWADI