Angkutan Lebaran, Jonan: 519 Pesawat Siap Terbang

Editor

Erwin prima

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menempelkan stiker tanda laik jalan di salah satu bus di Terminal Bus Kampung Rambutan, Jakarta, 10 Juli 2015. Kunjungannya juga bertujuan mengecek kelayakan angkutan bus dalam layani arus mudik lebaran. TEMPO/Frannoto
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menempelkan stiker tanda laik jalan di salah satu bus di Terminal Bus Kampung Rambutan, Jakarta, 10 Juli 2015. Kunjungannya juga bertujuan mengecek kelayakan angkutan bus dalam layani arus mudik lebaran. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengklaim sudah melakukan pengecekan angkutan umum yang akan digunakan publik untuk pulang kampung menjelang Lebaran nanti. Ia berkata pengecekan itu sudah dilakukan sejak pekan lalu. "Dibandingkan tahun lalu, pengecekan sekarang secara langsung. Kalau dulu sampling saja," ujar Jonan saat dicegat awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin, 6 Juni 2016.

Untuk jenis angkutan pesawat, lanjut Jonan, ada 519 pesawat udara yang siap diterbangkan hingga 24 Juni nanti. Pesawat itu hanya pesawat komersial saja, tidak termasuk pesawat pribadi. Untuk kapal penyeberangan, Jonan mengatakan akan memeriksa 1.100 kapal. Pemeriksaan melibatkan syahbandar yang jumlahnya mencapai 300.

Hal senada berlaku untuk bus antarkota dan antarprovinsi (AKAP). Jonan berkata, 1.400 bus AKAP akan diperiksa dinas-dinas perhubungan di daerah, hingga dinyatakan siap. "Saya enggak mau kejadian kecelakaan di Cipali terulang. Bus antarkota dalam provinsi gak akan diberi izin jadi antarkota antarprovinsi," ujarnya lagi.

Terakhir, untuk kereta api, Jonan menyebut 350 lokomotif akan dicek sebelum penggunaannya. "Kalau jumlah sarana rata-rata 3-4 persen lebih banyak dari tahun lalu. Kalau pesawat terbang jumlahnya lebih banyak, hampir 5 persen lebih," ujarnya lagi.

Ditanyai apakah pengecekan ini akan diikuti dengan penyesuaian harga khusus Lebaran, Jonan mengatakan tidak. Namun, ia berharap perusahaan-perusahaan membayar tunjangan hari raya lebih awal sehingga calon penumpang bisa membeli tiket lebih awal.

"Kalau bisa, satu bulan sebelum Idul Fitri, jadi orang itu bisa beli tiket. Kalau mepet seminggu sebelum Idul Fitri, akhirnya orang berebut. Ya pasti tidak terangkut (meski armada banyak)," ujarnya mengakhiri.

ISTMAN M.P.