Ramadan Jadi Momentum Mencegah Kekerasan Terhadap Anak

Editor

Zed abidien

Sejumlah peserta meramaikan acara Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2015 di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, 2 Agustus 2015. Kegiatan HAN yang bertajuk Proklamasi Anak Indonesia tersebut merupakan kampanye penyadaran masyarakat terkait perlindungan anak dari eksploitasi dan kekerasan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Sejumlah peserta meramaikan acara Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2015 di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, 2 Agustus 2015. Kegiatan HAN yang bertajuk Proklamasi Anak Indonesia tersebut merupakan kampanye penyadaran masyarakat terkait perlindungan anak dari eksploitasi dan kekerasan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Malang - Lembaga amil zakat Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Malang mengajak umat muslim untuk meningkatkan amal ibadah selama bulan puasa Ramadan. Mereka berkampanye menggunakan figur animasi singa hitam atau Black Lion. Dalam aksi teatrikalnya mereka bertarung melawan penculik anak-anak di depan Stasiun Kota Malang, Jumat 3 Juni 2016.

Digambarkan dalam teatrikal itu, anak-anak diculik karena ditelantarkan orang tua yang tengah sibuk dengan urusan lain. Sang Singa pun berhasil memenangkan pertarungan itu dan menyelamatkan anak-anak korban penculikan. "Ramadan jadi momentum untuk mencegah kekerasan terhadap anak," kata Koordinator YDSF, Agung Wicaksono.

Mereka mengakhiri aksi dengan deklarasi anti kekerasan terhadap anak. Para pengunjung stasiun Kota Baru Malang ikut menandatangani deklarasi di atas selembar kain putih sepanjang tiga meter. Masyarakat membubuhkan tandatangan sebagai bentuk dukungan untuk mencegah kekerasan terhadap anak-anak.

Selama Ramadan, katanya, orang tua diharapkan lebih peduli terhadap anak. Berkomunikasi dan berinteraksi saat makan sahur dan berbuka. Orang tua juga diharapkan turut memperhatikan tumbuh kembang anak. Serta menanamkan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari.

Selama ini, kata Agung, banyak orang tua yang mengejar karir dan bisnis. Serta melupakan tanggungjawab mendidik dan mengawasi anak. Sedangkan anak-anak melimpahkan mendidik dan membina anak kepada pembantu rumah tangga dan sekolah.

EKO WIDIANTO