Pemudik Ini Pilih Pakai Batu Akik ketimbang Sarung Tangan  

Berbagai macam batu akik dari Sungai Klawing, Purbalingga, Jateng, 18 Februari 2015. Tempo/Aris Andrianto
Berbagai macam batu akik dari Sungai Klawing, Purbalingga, Jateng, 18 Februari 2015. Tempo/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Kuningan - Para pemudik sepeda motor asal Kuningan lebih suka pakai batu akik daripada memakai sarung tangan untuk kembali ke Jakarta. Padahal sarung tangan untuk melindungi selama perjalanan.

Tempo memergoki rombongan sepeda motor yang sedang mengisi bahan bakar di SPBU Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat, Senin siang, 20 Juli 2015. Mereka akan balik ke Jakarta dengan tas 'gembolan' di punggungnya. Selain memakai helm dan jaket, biasanya pengendara sepeda motor mengenakan masker dan sarung tangan. Namun ternyata mereka tidak memakainya, karena enggan menutup batu akik yang menghias jari-jarinya.

"Kenapa tidak memakai sarung tangan, tapi lebih suka pakai batu akik?" tanya Tempo sambil menunjuk tiga buah batu akik di tangan kanan dan dua batu akik di tangan kirinya.

Pengendara bernama Maman Suparman, asal Cidahu, itu terlihat senyum tersipu. Teman Yayat Hidayat, yang dibonceng malah tertawa, sambil menunjukkan batu akiknya juga. "Kalau pakai sarung tangan gerah, sudah biasa naik motor tidak sarung tangan. Kalau batu akik sih cuma hiasan saja, biar keliatan keren," kata Maman.

Dua temannya yang baru selesai mengisi bahan bakar menghampiri untuk menunggu temannya yang sedang antre. Ternyata mereka memakai batu akik juga dibanding sarung tangan. "Kalau pakai sarung tangan, batu akiknya tidak kelihatan," kata Ujang Sarjana, pemudik asal Kuningan.

Dari rombongan lima sepeda motor yang dinaiki sembilan orang, hanya satu pengendara motor yang memakai sarung tangan, walaupun di tangannya menghias batu akik. "Saya sudah biasa pakai sarung tangan, selain tangan tetap bersih ya mencegah hal yang tidak diinginkan di jalan," kata Luki Gunawan yang akan balik ke Bekasi Barat.

DEFFAN PURNAMA