Pekerja Ini Untung Besar Saat Mudik

Seorang porter merapihkan barang bawaan pemudik, yang turun dari KM Leuser. Ribuan pemudik asal Indonesia Timur yang menggunakan angkutan kapal laut, mulai berdatangan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, 6 Juli 2015. FULLY SYAFI
Seorang porter merapihkan barang bawaan pemudik, yang turun dari KM Leuser. Ribuan pemudik asal Indonesia Timur yang menggunakan angkutan kapal laut, mulai berdatangan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, 6 Juli 2015. FULLY SYAFI

TEMPO.CO , JakartaPulang ke kampung halaman atau mudik saat Lebaran identik dengan buah tangan. Sehingga para pemudik akan membawa lebih dari satu tas atau koper dan masih ditambah dengan berbagai macam kardus yang berisi oleh-oleh. 

Pemudik di Stasiun Pasar Senen kerap kerepotan membawa barang-barang tersebut ke dalam peron atau kereta. Aturan di dalam stasiun membuat pengantar hanya boleh sampai teras pintu masuk peron, dan tak boleh masuk ke dalam peron bahkan untuk membawakan barang. Oleh sebab itu, jasa porter sangat diperlukan.

Menurut Kardi, 55 tahun, ia dapat mengantongi pendapatan hingga Rp 400 ribu per hari. "Kalau dari pagi sampai malam dan kalau kuat tenaga saya," kata dia. Pria asli Kebumen, Jawa Tengah, ini mengatakan pendapatan tersebut berkali-kali lipat lebih banyak dibandingkan hari normal. 

Ia mengaku nikmat Idul Fitri harus disambut dengan kerja keras. "Kesempatan ini datang setahun sekali buat nabung," kata dia. Demi menabung, ia rela tidak menikmati Lebaran di rumah dengan anak dan istrinya. "Saya pulang kalau nanti arus balik sudah sepi," kata Kardi. 

Ia menuturkan niat menabung semakin besar setahun belakangan. Sebab, anak bungsunya mesti melanjutkan sekolah ke jenjang SMA. Ia mengatakan ingin memasukkan anaknya ke sebuah sekolah unggulan di Kebumen, tetapi keinginannya itu menuntut biaya yang besar. "Saya prihatin untuk anak," kata dia.


DINI PRAMITA