Agar Tak Dehidrasi Saat Mudik

Ilustrasi mudik menggunakan kereta api. BAY ISMOYO/AFP/Getty Images
Ilustrasi mudik menggunakan kereta api. BAY ISMOYO/AFP/Getty Images

TEMPO.CO , Makassar:Mudik menjadi rutinitas tahunan di Indonesia. Kementerian Perhubungan memprediksi jumlahnya lebih dari 20 juta orang selama 15 hari sebelum dan sesudah Lebaran--termasuk arus balik.

Di balik keceriaan kaum perantau yang kembali ke kampung halamannya, ada bahaya laten dehidrasi yang mengancam pemudik. ”Jika kebutuhan cairan tidak tercukupi, hal itu bisa mengancam jantung, ginjal, bahkan jiwa,” ujar dokter spesialis gizi, Tirta Prawita Sari, kepada Tempo, pekan lalu.

Bahaya dehidrasi, Tirta melanjutkan, semakin berlipat terhadap para pemudik bersepeda motor, yang terpapar langsung sinar matahari. Menurut Tirta, jika pemudik yang menggunakan sepeda motor ingin terus berpuasa, sebaiknya melakukan perjalanan pada malam hari, sehingga kebutuhan cairan tetap bisa terpenuhi.

Untuk menjaga kebutuhan cairan tubuh, Tirta menyarankan agar pemudik minum cukup air. ”Kalau perlu, konsumsi minuman elektrolit, seperti air kelapa,” ujar dia. Selain memulihkan metabolisme tubuh, minuman elektrolit tidak membuat tubuh terkecoh "puas dahaga palsu" yang kerap timbul saat berbuka puasa. Misalnya, setelah minum segelas es teh manis, otak mengirim sinyal ke tenggorokan bahwa rasa haus telah sirna. Padahal tubuh kita masih butuh banyak cairan.

Sebaliknya, Tirta menyarankan agar pemudik menghindari kopi dan minuman berenergi. Dua minuman yang dianggap bisa menambah konsentrasi itu justru membuat beban kerja jantung berlipat dan berisiko buruk di perjalanan panjang seperti mudik.

Untuk menjaga agar tubuh tetap bugar, asupan makanan perlu dijaga. Karbohidrat penting untuk membuat fisik kuat. Tapi, kata Tirta, jangan berlebihan. Menurut dia, jika terlalu kenyang, konsentrasi metabolisme tubuh akan terpusat ke pencernaan. "Akibatnya, udara tak cukup dibawa ke otak, sehingga membuat ngantuk," ujar dokter yang praktek di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, itu.