Manfaat 6 Hari Puasa Sunnah Syawal

Ilustrasi makanan berbuka puasa. TEMPO/Charisma Adristy
Ilustrasi makanan berbuka puasa. TEMPO/Charisma Adristy

TEMPO.CO , Makassar:Dokter umum Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar Dzul Ikram mengatakan, selama bulan puasa, saluran cerna kita terbiasa kosong. “Karena selama sebulan penuh kita berpuasa, tubuh beradaptasi dalam kondisi kurang makan,” kata dia di posko Tim Bantuan Medis 110 Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, di Terminal Regional Daya Makassar, Selasa, 14 Juli 2015.

Ikram menyarankan saat tiba Hari Raya Idul Fitri, makan pelan-pelan saja. Ikram menganjurkan, kita kembali makan dengan porsi normal, porsi sehari-hari sebelum memasuki Ramadan.

“Seperti anjuran Nabi, sepertiga makanan, sepertiga minuman, sepertiga udara di dalam perut. Saya kira itu prinsip sehat yang paling ideal untuk kita ikuti,” kata Ikram.

Setelah Ramadan, kata Ikram, ada puasa sunnah Syawal. Jadi saluran cerna kita beradaptasi secara bertahap. Adaptasi tubuh terhadap pola makan yang berubah. “Kita disunnahkan berpuasa enam hari di bulan Syawal, supaya perubahan pola makan kita bertahap. Jadi, manfaat kesehatan dari puasa bisa lebih terasa,” ucap Ikram.

Intinya, kata dia, tipsnya jangan membebani perut setelah bulan puasa dengan makanan yang berlebihan. Boleh makan sesukanya tapi dibatasi porsinya.

Daging dan makanan bersantan termasuk menu yang wajib dibatasi, karena berkadar lemak tinggi. Hal ini bisa memicu tekanan darah tinggi dan kolesterol.

Memperhatikan makanan dan minuman terutama dianjurkan bagi orang berumur di atas 40 tahun atau ada riwayat hipertensi, kolesterol, dan kencing manis. Bagi penderita penyakit tertentu, dianjurkan mengenali makanan-makanan yang menjadi pantangannya. Kurang mengontrol makanan saat lebaran, bisa memicu beberapa penyakit, misalnya asam urat, kolesterol, gula, dan hipertensi.

Sedangkan untuk minuman. Ikram juga menganjurkan agar kita tidak berlebihan minum minuman berwarna. Karena minuman seperti sirup, gulanya bersifat cepat diserap. “Yang kita butuhkan untuk kalori sehari-hari adalah kalori kompleks. Misalnya nasi yang gulanya lama dicerna.”

REZKI ALVIONITASARI