Mau Berzakat? Sekarang Bisa Lewat Digital, Ini Caranya  

Ilustrasi membayar zakat. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
Ilustrasi membayar zakat. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO , Jakarta: Insan Prakasa, 48 tahun, sudah lebih dari 10 tahun selalu membayar zakat ke Dompet Dhuafa. Dia percaya bahwa lembaga amil zakat swasta yang sudah beroperasi sejak 1994 itu akan menyalurkan zakatnya kepada orang yang berhak menerima zakat. “Setiap bulan dan setiap tahun datang laporannya ke saya. Kegiatan dan lembaganya juga jelas,” kata karyawan swasta itu saat ditemui Tempo di kantor Dompet Dhuafa, Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu 12 Juli 2015.

Pembayaran zakat secara cash dan debit hanya salah satu layanan transaksi zakat yang difasilitasi oleh Dompet Dhuafa. Lembaga amil zakat yang didirikan oleh masyarakat itu kini memiliki konter penerimaan zakat di berbagai daerah di Indonesia. “Kami juga melayani pembayaran dengan sistem transfer via bank yang bekerja sama dengan kami,” kata Presiden Direktur Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini. Ada pula sistem menjemput zakat dari rumah ke rumah. Layanan ini diberikan untuk zakat yang besarnya minimal Rp 1 juta.

Juwaini menuturkan, selama Ramadan tahun ini, Dompet Dhuafa bisa mengumpulkan dana zakat Rp 60 miliar. Jumlah ini naik hampir empat kali lipat dibanding pada bulan biasa. Di luar bulan Ramadan, mereka mengumpulkan dana zakat sekitar Rp 14 miliar per bulan.

Tahun lalu, Dompet Dhuafa mengumpulkan total dana sebanyak Rp 251 miliar. Dana ini berasal dari zakat, infak, hewan kurban, wakaf, dan solidaritas kemanusiaan. Dari jumlah dana itu, menurut Juwaini, 12,5 persen dipakai untuk biaya operasional dan honor para karyawan dan 87,5 persen dipakai untuk membiayai program. Untuk merawat kepercayaan masyarakat, Dompet Dhuafa memberikan laporan keuangan secara rutin kepada pembayar zakat.

Rumah Zakat alias RZ yang berkantor pusat di Bandung memanfaatkan teknologi dalam proses menerima pembayaran zakat, infak, dan sedekah. Mereka memanfaatkan layanan online, ATM, internet banking, dan mobile banking, aplikasi, bahkan media sosial. RZ juga melayani transaksi zakat melalui aplikasi, web store, dan yang terbaru melalui media sosial. “Masyarakat tidak perlu datang ke kantor kami. Bisa membayar zakat lewat Twitter atau Facebook,” kata Chief Eksekutif Officer RZ, Nur Efendi, saat ditemui Tempo, Senin 13 Juli 2015.

Masyarakat, kata dia, hanya perlu mengakses @rumahzakat di Twitter atau Facebook, langsung bisa membayar tanpa harus membuka situs web. Menurut Efendi, RZ juga bekerja sama dengan kantor pos, rumah makan, dan minimarket. “Itu kami sebut Payment Channel, untuk kemudahan donasi,” ujar Ketua Forum Zakat Nasional itu. RZ juga masih melayani pembayaran zakat melalui sistem transfer atau membayar langsung di gerai-gerai mereka di seluruh Indonesia.

RZ rutin melakukan audit secara tahunan sejak 2006. Para donatur pun dilibatkan dalam setiap kegiatan sehingga bisa langsung terlibat di lapangan. Tahun lalu, RZ menerima Rp 240 miliar dari 150 ribu donatur. Tahun ini diperkirakan penerimaan naik 20-30 persen. Sampai Juli 2015, RZ telah menerima dana Rp 150 miliar. “Selama Ramadan ini kami sudah kami menerima Rp 40 miliar,” kata dia. Donasi tersebut 70 persen digunakan untuk program, 23 persen untuk amal, dan 7 persen untuk operasional dan gaji pegawai.

RZ memberi laporan keuangan per bulan kepada para donatur dengan laporan bernama ze-report. Laporan tersebut dikirim via pesan pendek (SMS) dan e-mail. “Di sana akan ada link laporan yang bisa dibuka dengan ID donatur,” ujar Nur Efendi.

MUHAMMAD KURNIANTO | ROBBY DARMAWAN