Dodol Betawi Laris Manis untuk Sajian Lebaran

Pekerja membuat dodol betawi di kawasan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Kamis (2/8). Jelang Lebaran ini, permintaan dodol Betawi pun meningkat mencapai 600 besek (kemasan) perharinya. TEMPO/Aditia Noviansyah
Pekerja membuat dodol betawi di kawasan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Kamis (2/8). Jelang Lebaran ini, permintaan dodol Betawi pun meningkat mencapai 600 besek (kemasan) perharinya. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Dodol Betawi menjadi penganan favorit saat Lebaran. Pembuat dodol Betawi di Depok kebanjiran order menjelang Lebaran. Salah satunya Kelompok Usaha Bersama (KUB) Alam Lestari di Jalan K.H. M. Usman, Beji, Depok. Lebaran kali ini mereka membuat pesanan makanan ini hingga 700 kilogram. 

Ketua KUB Alam Lestari Rokiyah mengatakan setiap hari mereka memproduksi sebanyak 70 kilogram untuk pesanan Lebaran. Orderan sudah datang sejak pekan kedua Ramadan. Bahkan, sepekan sebelum Lebaran, kelompok usahanya yang terdiri atas enam orang sudah tidak bisa memenuhi permintaan pelanggan. "Hari ini terakhir produksi," kata Rokiyah, Selasa, 14 Juli 2015.

Biasanya, kata dia, KUB Alam Lestari hanya memproduksi sebanyak 50 kilogram setiap pekan. Permintaan selalu meningkat jelang Lebaran. Harga dodol bikinannya dibanderol Rp 55 ribu per kilogram, naik Rp 5 ribu dari tahun lalu. "Produksi orderan Lebaran sudah sejak sejak 30 Juni kemarin," ucapnya.

Ia menaikkan harga dodol tahun ini karena biaya produksi dan harga bahan dasarnya telah meningkat. Untuk satu kali produksi menghasilkan 30 kilogram dodol siap jual dengan adonan terdiri dari 12 liter beras ketan, 24 kelapa, 12 kilogram gula merah, 6 kilogram gula putih dan garam secukupnya.

Setiap hari kelompok ini bisa dua kali memproduksi dodol dengan melibatkan delapan orang untuk mengaduk adonan sampai delapan jam secara bergantian. KUB Alam Lestari hanya memproduksi dodol asli tanpa rasa apa pun. "Hanya ada satu rasa, dodol original saja tanpa tambahan rasa apa pun," ujarnya.

Selain banyak dipesan pembeli Depok, dodol bikinannya juga banyak dipesan pembeli dari Jakarta, Bogor, Bekasi dan orang yang mau pulang kampung untuk oleh-oleh. Ia mengatakan dodolnya kuat selama tiga bulan. Bahkan, dua minggu belum keras. "Sebab, semua bahan alami. Tidak ada campuran bahan lain," ujarnya.

IMAM HAMDI