Mudik ke Malang, Waspada Pohon Tumbang dan Gelombang Tinggi  

Penduduk setempat berjalan melewati puing-puing yang disapu gelombang air laut di Port Vila, ibukota negara kepulauan Pasifik, Vanuatu, 14 Maret 2015. Angin dengan kecepatan hingga 250 kilometer per jam (155 mph) memporak-porandakan rumah, gedung dan tumbangkan pohon di Vanuatu. REUTERS/UNICEF Pacific
Penduduk setempat berjalan melewati puing-puing yang disapu gelombang air laut di Port Vila, ibukota negara kepulauan Pasifik, Vanuatu, 14 Maret 2015. Angin dengan kecepatan hingga 250 kilometer per jam (155 mph) memporak-porandakan rumah, gedung dan tumbangkan pohon di Vanuatu. REUTERS/UNICEF Pacific

TEMPO.COMalang - Warga Malang diminta mewaspadai angin kencang selama beberapa hari terakhir. Tiupan angin dengan kecepatan 55 kilometer per jam membuat pohon rawan tumbang. Angin kencang juga berpotensi menyebabkan gelombang tinggi 2-3 meter. 

"Angin kencang akibat siklon tropis nangka," kata petugas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Klimatologi Karangploso, Malang, Ahmad Lutfi, Selasa, 14 Juli 2015. Untuk itu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah diminta waspada. Terutama pohon tumbang yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Adapun gelombang tinggi terjadi di Kepulauan Singahe dan Talaud, Laut Maluku bagian utara dan Laut Halmahera. Gelombang tinggi akibat siklon nangka juga terjadi di perairan Filipina, terutama di Samudra Pasifik sebelah utara Filipina. "Pemudik yang menggunakan kapal laut harus waspada," ujarnya. 

Adapun kecepatan angin yang berpotensi di daerah Jawa Timur berkisar 7-55 kilometer per jam. Siklon nangka diprediksi berlangsung selama dua hari. Pola gerakannya terus menjauhi Indonesia.

Untuk itu, para pemudik diminta waspada selama perjalanan darat maupun laut. Perjalanan darat waspadai angin kencang yang bisa menyebabkan pohon tumbang. Sedangkan perjalanan laut juga waspadai gelombang tinggi yang disebabkan badai tropis nangka. 

Siklon tropis nangka bernama khas Indonesia. Sengaja disematkan nama nangka karena Indonesia berhak memberikan nama badai tropis yang terbentuk di wilayah terdekat. "Sesuai kesepakatan World Meteorological Organization," ujarnya. 

EKO WIDIANTO