Kampanye Unik: Mudik Lebih Mulia dengan Menanam Pohon  

Editor

Zed abidien

Tempo/Andry Prasetyo
Tempo/Andry Prasetyo

TEMPO.CO, Palembang - Hutan Tropis Band bersama sejumlah pegiat lingkungan hidup dan musisi provinsi Sumatera Selatan mengajak pemudik untuk tetap peduli akan kelestarian hutan dan lahan ditanah leluhur mereka. Ajakan disampaikan melalui kampanye di terminal, stasiun, bandara hingga pembagian poster di jalan lintas Sumatera.

Jemi Delvian, vokalis Band lokal di Palembang ini, menyatakan selama ini banyak para pemudik yang kecewa dengan perubahan lingkungan di tanah kelahirannya. Misalnya hutan habis untuk perkebunan, penambangan, atau sawah dan rawa menjadi perkantoran, rumah toko, dan lainnya. “Tapi selama ini mereka hanya mengeluh atau hanya menyarankan keluarganya untuk menjaga lingkungan,” kata Jemi, Selasa 14 Juli 2015.

Menurutnya, tradisi mudik ke kampung halaman merupakan langkah yang mulia jika dibarengi dengan kegiatan menanam dan merawat pohon bersama keluarga. Kegiatan sederhana ini bisa dilakukan di sekitar rumah maupun di lokasi yang mengalami kerusakan.

“Sehingga setiap kali mudik, kita dapat melihat apakah pohon yang kita tanam tumbuh dengan baik, kemudian menanam pohon yang baru,” katanya. Langkah nyata ini sekaligus memberikan pembelajaran dan kesan mendalam bagi anak-anak atau pemuda yang turut serta ke kampung orang tuanya. Ia menjamin meskipun terlihat kecil namun menanam sebatang pohon akan sangat bermafaat bagi kelestarian alam dan lingkungan.

Hutan Tropis Band tidak bergerak sendiri dalam menyadarkan pemudik, mereka bergerak bersama Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumsel, Yayasan Alam Melayu Sriwijaya (Malaya) dan Mongabay Indonesia serta GIZ Bioclime.

Husni Thamrin, ketua Yayasan Alam Melayu Sriwijaya, mengatakan setiap manusia yang hidup di kota membutuhkan mudik. Sebab dalam kehidupan kota, mereka mengalami perubahan nilai dan gaya hidup, yang cenderung menjauhkan mereka dari nilai-nilai kemanusiaan dan dengan alam yang mengajarkan nilai-nilai luhur.

“Kita merayakan kemenangan bersama alam yang selama ini saling menjaga dengan kita sebagai manusia, seperti apa yang diperintahkan Tuhan,” kata Husni Thamrin.

Aksi ini, selain membangun silahturahmi antara mereka yang merantau atau menetap di perkotaan dengan keluarganya di desa, juga merupakan amal dalam memaknai Idul Fitri yang dipahami sebagai kelahiran kembali. Husni melanjutkan, aksi menanam pohon dengan spirit mudik lebaran perlu digalakkan agar kampung tetap hijau.

PARLIZA HENDRAWAN