Ramai Lancar, Jalur Selatan Justru Rawan Kecelakaan  

Kendaraan pemudik melintas di jalur selatan Nagreg, Jawa Barat, 13 Juli 2015. H-4 Lebaran jalur Nagreg terpantau lancar. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Kendaraan pemudik melintas di jalur selatan Nagreg, Jawa Barat, 13 Juli 2015. H-4 Lebaran jalur Nagreg terpantau lancar. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO Bandung:Kepala Kepolisian Resor Bandung, Ajun Komisaris Besar Polisi Erwin Kurniawan menghimbau agar pemudik yang melintasi jalur selatan Nagreg senantiasa siaga dan mentaati rambu-rambu lalu lintas. "Sampai hari ini aman ya, H-7 sampai H-4 tidak ada kecelakaan yang menonjol, itu sementara masih landai," kata Erwin kepada awak media di halaman Polsek Cagak, Nagreg, Senin malam, 13 Juli 2015.

Menurut Erwin, penyebab terjadi kecelakaan lalu lintas di jalur selatan Nagreg yakni akibat kurangnya konsentrasi para pemudik yang kelelahan akibat macetnya jalur selatan. "Tapi sekarang mudah-mudahan tidak macet ya jadi pemudik bisa tetap siaga," ujarnya.

Namun, Erwin tetap mengingatkan kondisi lalu lintas di jalur selatan Nagreg yang cenderung ramai lancar bisa menjadi senjata makan tuan bagi pemudik sehingga menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Kontur jalur Nagreg yang penuh dengan kelokan juga turunan tajam kerap kali membuat pengendara memacu tunggangannya dengan kecepatan tinggi.

"Karena jalur sudah lancar kecepatan cukup tinggi, makanya kalau ada peringatan petugas untuk melakukan perlambatan-perlambatan agar lebih diperhatikan,"ucap dia.

Hal itu terbukti. Sekitar pukul 16.00 nyaris saja terjadi kecelakaan di jalan Cagak, Nagreg. Bermula ketika truk bermuatan gas LPJ 17 kg yang databg dari arah barat bermasalah dengan kanvas remnya. Ketika memasuki turunan Nagreg tiba-tiba sang supir tidak bisa mengontrol kecepatan tunggangannya.

Beruntung setelah melewati turunan Nagreg, tepatnya di sekitaran jalan lingkar Nagreg, kecepatan truk itu berhasil dikontrol oleh sang supir. Nurjaman, 32 tahun, yang tiada lain merupakan pengendara truk itu mengaku terkejut dengan tunggangannya yang tiba-tiba mengalami rem blong. "Panas remnya sehingga tidak terkontrol," katanya.

Padahal, kata Nurjaman, truk yang memikul beban sekitar 4,9 ton itu, kali keduanya melintasi jalur itu. "Sebelumnya saya sudah satu rit mengangkut gas LPG dari dari Cicalengka menuju Tarogong (Kabupaten Garut) dan aman-aman aja," ujar dia.

Untuk menghindari kemacetan di sekitar Nagreg, polisi juga sedang mempertimbangkan akan menggunakan jalan alternatif Bandung-Garut. Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bandung Eko M. Rianto mengatakan pihak kepolisian masih membuka kemungkinan menggunakan jalur Cijapati.

"Untuk Cijapati kami belum dapat memastikan akan digunakan atau tidak. Tapi untuk sekarang ini jalur Cijapati tak direkomendasikan untuk pemudik. Untuk lalu lintas warga sekitar saja," kata dia, Senin, 13 Juli 2015.

Ketidakpastian penggunaan Cijapati ini terjadi karena kondisi Jembatan Bangbayang yang menhubungkan pemudik dari Bandung ke Garut masih berstatus sementara. "Jembatan Bayangbang hanya cukup untuk satu kendaraan saja. Selain itu, di Cijapati masih terdapat rel kereta yang beroperasi tanpa palang pintu." ujarnya.

Namun demikian, ia tidak menutup kemungkinan untuk membuka Jalur Cijapati bagi pemudik lebaran tahun ini, "kita lihat saja kondisinya nanti, sekarang kan (di Nagreg) masih lancar."

Dari data yang dihimpun kepolisian, volume kendaraan yang melintasi Jalur Nagreg ke arah timur hingga H-5 mengalami kenaikan 3,8 persen, dengan jumlah total mencapai 65.986 kendaraan.

Pemudik yang melintasi Nagreg masih didominasi oleh roda 2, dengan 38.363 kendaraan, dibandingkan tahun kemarin mengalami kenaikan sebesar18,7 persen. Sementara roda 4 mengalami penurunan 11,6 persen dari jumlah 27.263 kendaraan pada tahun lalu. "Kemungkinan besar para pengemudi roda 4 beralih ke Cipali." papar Eko.

Untuk kepadatan kendaraan puncak arus mudik di Nagreg, Eko memrediksi bakal ada penurunan, "tahun kemarin ada 10 ribuan kendaraan melintas pada H-3, sekarang dierkirakan menurun."

Jikapun dipakai, jalur Cijapati tak diperuntukkan bagi kendaraan berat. "Bisa saja hanya pemudik roda yang nanti diizinkan masuk, karena Jembatan Bangbayang sempit," kata Eko.

AMINUDIN | HENGKY SULAKSONO