TEMPO.CO, Sidoarjo - Akibat badai siklon nangka, debu lumpur Lapindo yang mengering berterbangan di sepanjang Jalan Raya Porong, Sidoarjo. Meski tidak sampai menyebabkan kecelakaan, debu tersebut mengganggu penglihatan pengendara motor dan pemudik yang melintas.
Dari pantauan Tempo, para pengendara motor harus menyalakan lampu agar penglihatan mereka terlihat jelas. "Kejadian ini sudah terjadi sejak Minggu," kata Sukri, salah seorang penjaga perlintasan kereta api, di tanggul titik 21, Senin, 12 Juli 2015.
Sukri menjelaskan, sejak dirinya menjadi penjaga perlintasan kereta api, peristiwa itu baru kali pertama terjadi. "Tahun-tahun sebelumnya tidak pernah," ujar pria yang mengaku korban lumpur Lapindo dari desa Siring tersebut.
Akibat kejadian tersebut, Sukri melanjutkan, banyak para pengendara dan pemudik yang kebetulan melintas mengurungkan niatnya untuk melihat kolam semburan lumpur. "Dua hari ini sepi," katanya. Selama ini Sukri mendapat uang dari mereka.
Berbeda dengan Sukri, Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Dwinanto Hesti Prasetyo mengatakan debu bertebarangan merupakan kejadian tahunan. "Tiap tahun juga seperti itu. Biasanya hanya sampai 1-2 hari," kata dia saat dihubungi Tempo.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur memprediksi badai siklon nangka akan menerjang sejumlah wilayah di Jawa Timur selama seminggu ke depan.
NUR HADI