Pola Arus Mudik Kereta Berubah, H-7 Lebaran Sudah Mulai  

Pemudik mengantri masuk ke dalam peron untuk naik kereta api di Stasiun Senen, Jakarta, 8 Juli 2015. Puncak arus mudik Stasiun Senen diperkirakan pada akhir pekan minggu ini. TEMPO/Subekti
Pemudik mengantri masuk ke dalam peron untuk naik kereta api di Stasiun Senen, Jakarta, 8 Juli 2015. Puncak arus mudik Stasiun Senen diperkirakan pada akhir pekan minggu ini. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Bandung: Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia, Daerah Operasi II Bandung, Zunerfin mengatakan, sejak dibukanya masa angkutan Lebaran tahun ini jumlah penumpang kereta rata-rata 9.014 penumpang per hari. “Dibandingkan tahun 2014 hanya 8.032, tahun ini naik sekitar 8 persen,” kata dia di Bandung, Senin, 13 Juli 2015.

Zunerfin mengatakan, lonjakan penumpang kereta sudah terasa sejak H-7 hingga saat ini. Puncak angkutan mudik diperkirakan pada H-2 dan H-1. Pada dua hari itu, yakni 15-16 Juli 2015 semua kereta jarak jauh yang beroeprasi di wilayah Daerah Operasi II Bandung ludas.

Menurut Zunerfin, pemudik yang menggunakan kereta terdistribusi hingga awal masa angkutan Lebaran. “Penumpang mulai merencanakan kepergiannya dalam jangka panjang, jauh-jauh hari sebelumnya dan mereka mulai mengatur keberangkatannya, yang selama ini dua tiga hari mulai mundur seminggu sebelum Lebaran,” kata dia.

Zunerfin mengingatkan penumpang yang mayoritas membeli tiket on-line yang baru mengantungi struk agar secepatnya menukarkannya dengan tiket. “Sehari sebelumnya agar dicetak terlebih dahulu sehingga mendapat tiket asli. Dan ketika berangkat agar membawa kartu identitas asli, karena itu persyaratn untuk bisa masuk, melewati boarding,” kata dia.

Sementara itu Kepala Terminal Cicaheum Kota Bandung Abdul Haris memprediksi puncak mudik mulai H-3 ada peningkatan arus mudik dari Cicaheum khusus untuk kawsasan Jawa Tengah. Didominasi untuk wilaya-wilayah seperit Wonogiri, Solo, Jogjakarta, dan Semarang.

Menurut Haris, pemudik yang menggunakan bus umum diperkirakan terjadi penurunan hingga 8 persen. Sejumlah penyebab, di antaranya sejumlah perusahaan memfasilitasi mudik gratis, serta kecenderungan masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi. “Efisiensi, ekonomis, dan waktu tempuh lebih singkat sehingga masyarakat cenderung memilih kendaraan pribadi,” kata dia.

AHMAD FIKRI