TEMPO.CO, Tasikmalaya - Hingga H-4 Lebaran, Senin pagi, 13 Juli 2015, jalur selatan Tasikmalaya belum dipadati kendaraan. Pengendara masih bisa memacu mobilnya dengan kecepatan 60-70 kilometer di jalur tersebut.
Lancarnya jalur selatan menjadi malapetaka bagi para pedagang makanan yang beroperasi di sepanjang Jalan Gentong. Mereka mengaku omzet tahun ini jauh berbeda dengan tahun lalu. "Menurun drastis," kata Sani, pedagang di daerah Gentong Bawah, Kecamatan Kadipaten, Senin, 13 Juli 2015.
Sani berujar, pada H-5 Lebaran tahun lalu, dia mampu meraih keuntungan Rp 3 juta dalam sehari. Namun, pada H-5 tahun ini, ia hanya mendapatkan Rp 1 juta. "Pendapatan menurun," ucap Sani, yang menyediakan makanan jenis kopi, mi rebus, makanan ringan, dan gorengan di warungnya.
Kendaraan yang melintas di jalur Gentong sejak H-7 lebih sedikit dibandingkan H-7 Lebaran tahun lalu. "Pemudik agak sepi. Mungkin, setelah dibukanya Jalan Tol Cipali, pemudik lebih memilih lewat tol," tuturnya.
Sani khawatir, jika kondisi ini terus berlanjut hingga akhir arus mudik, ia akan menderita kerugian. "Saya pinjam modal untuk memperbesar warung. Awalnya, saya kira omzet akan seperti tahun lalu," katanya.
Hal senada dikatakan Mimin, pedagang lainnya di daerah Gentong. Dia menyatakan pendapatannya jauh berkurang dari tahun lalu. "Kemarin (H-5) seharian saya hanya mendapat Rp 300 ribu. Kalau tahun lalu, saya bisa dapat Rp 3 juta sehari," ucapnya.
Dia pun khawatir barang dagangannya tidak habis. Padahal dia sudah menambah stok barang dagangan. "Iya, sudah distok buat nanti. Saya menyetok mi instan dan minuman," ujar Mimin.
CANDRA NUGRAHA