Kartu Lebaran Sepi Peminat, Pengusaha Bikin Amplop Angpau

Editor

Zed abidien

Poster promosi pembuatan kartu lebaran dipajang di depan salah satu loket Kantor Pos Besar Kota Yogyakarta, (2/8). Meski tradisi berkirim kartu lebaran melalui pos sudah ditinggalkan banyak orang, sebagian kalangan menilai ada kesan yang tak tergantikan dari kartu lebaran. Tempo/Anang Zakaria
Poster promosi pembuatan kartu lebaran dipajang di depan salah satu loket Kantor Pos Besar Kota Yogyakarta, (2/8). Meski tradisi berkirim kartu lebaran melalui pos sudah ditinggalkan banyak orang, sebagian kalangan menilai ada kesan yang tak tergantikan dari kartu lebaran. Tempo/Anang Zakaria

TEMPO.CO, Bandung - Sudah beberapa tahun terakhir usaha pembuatan kartu Lebaran milik Mufty Ahsyan sepi pengunjung. Hal tersebut terjadi karena masyarakat lebih memilih untuk mengucapkan selamat Lebaran melalui aplikasi jejaring sosial yang memiliki beragam fasilitas dan murah. Menurut Mufty, usahanya tersebut hingga saat ini hanya dilirik oleh beberapa perusahaan sebagai pelengkap bingkisan.

"Sudah beberapa tahun sepi. Ada juga perusahaan atau pabrik yang pesan untuk kasih ucapan di dalam bingkisan Lebaran. Kalau masyarakat biasa sudah jarang sekali. Paling hanya satu-dua orang dalam sehari yang beli," ujar Mufty saat ditemui di tokonya, Ahad, 12 Juli 2015

Sepinya peminat kartu lebaran membuat Mufty memilih untuk memproduksi amplop unik untuk angpau. Selain masih banyak peminatnya, pembuatan amplop juga tidak membutuhkan modal yang besar seperti pembuatan kartu ucapan Lebaran. Hal tersebut juga diamini Galuh, 17 tahun, penjual kartu Lebaran. Ia mengatakan pembeli lebih banyak memilih amplop Lebaran dibanding kartu Lebaran.

"Iya, sekarang mah jualannya amplop aja, motif buat anak-anak. Kan, kalau Lebaran biasa ibu-ibu pada nyari buat ngasih angpau ke ponakan atau saudara yang masih pada kecil. Kalau kartu lebaran saya bawa 10 pak isi 12 dari dua minggu lalu hanya laku satu," ujar Galuh.

Motif dengan karakter animasi lebih diminati dibanding amplop dengan motif ketupat yang menjadi ciri khas Lebaran. Dalam sehari permintaan amplop karakter untuk Lebaran tersebut bisa mencapai ratusan lembar. Peminatnya beragam, mulai dari masyarakat biasa hingga perusahaan di Kota Bandung. Hal inilah yang membuat Mufty beralih memproduksi amplop dibandingkan kartu Lebaran.

"Modalnya lebih kecil dibanding kartu. Peminat lebih banyak dan cara pembuatan juga lebih gampang. Saya produksi bisa ratusan dalam sehari selama puasa jelang Lebaran. Kalau untuk kartu Lebaran ini yang ada masih stok tahun lalu. Paling model baru kalau ada pesanan saja," ujar Mufty.

Rahajeng, pembeli amplop karakter, mengatakan sudah tiga tahun terakhir ia lebih tertarik untuk memesan amplop Lebaran karakter dibandingkan dengan kartu Lebaran untuk dibagikan.

"Kartu Lebaran sudah enggak pakai karena anak-anak sekarang juga kayaknya sudah enggak minat dapat kartu Lebaran. Kalo amplop untuk angpau mereka suka. Selain isinya karakter yang ditampilkan juga disukai, kayak Frozen, Hello Kitty yang kartun gitu," ujar Rahajeng, pembeli amplop lebaran.

DWI RENJANI