Tak Ada Hiruk-Pikuk Pemudik di Pelabuhan Kamal Bangkalan

Editor

Erwin prima

Ribuan pemudik yang menggunakan motor antri di pintu tol akses Jembatan Suramadu, Surabaya, 26 Juli 2014. TEMPO/Fully Syafi
Ribuan pemudik yang menggunakan motor antri di pintu tol akses Jembatan Suramadu, Surabaya, 26 Juli 2014. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Bangkalan - Memasuki H-6 Idul Fitri 2015, suasana di Pelabuhan Kamal, Kabupaten Bangkalan, terlihat sepi. Hanya ada beberapa unit kendaraan roda dua dan roda empat menunggu kapal penyeberangan sandar di mulut dermaga.

"Ya, begitulah kondisi pelabuhan Kamal sekarang," kata Supervisor PT ASDP Kamal Bangkalan, Khairil Anwar, Minggu, 12 Juli 2015.

Menurut dia, setelah kendaraan roda dua digratiskan lewat Jembatan Suramadu, ditambah kebijakan diskon karcis untuk kendaraan roda empat sebesar 35 persen selama arus mudik dan arus balik lebaran, penumpang di pelabuhan Kamal cenderung makin sepi.

Jika sebelum Suramadu digartiskan, jumlah penumpang roda dua mencapai 800 unit per hari, saat ini penumpang motor turun menjadi rata-rata 500 kendaraan per hari. "Saya katakan, tidak ada hiruk pikuk pemudik di dermaga Kamal," ujar dia.

Khairil mengaku pasrah dengan kondisi Pelabuhan Kamal ke depan. Pihaknya juga tidak akan melakukan terobosan apa pun untuk menarik pemudik agar mudik lewat kapal penyeberangan. "Roda empat lewat kapal bayar Rp 49 ribu, lewat Suramadu cuma Rp 19.500 ribu, ya, pemudik pasti lewat Suramadu lah," kata dia lagi.

Sementara itu, sejumlah pemudik kapal laut di Pelabuhan Tanjung Perak, mengeluhkan pembatasan jam operasional kapal penyeberangan Ujung Kamal. Hamdi, pemudik asal Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, mengaku kebingungan karena saat turun dari kapal pukul 23.00 malam, dirinya tidak bisa langsung menyeberang ke Madura karena penyebrangan terakhir di Dermaga Ujung hanya hingga pukul 09.00 malam.  "Saya terpaksa naik ojek ke Bangkalan, ongkosnya Rp 100 ribu, mahal sekali," katanya.

Menanggapi ini, Khairil memastikan belum akan menambahkan jam operasional, meski arus mudik di Tanjung Perak mulai meningkat. "Kalau pemerintah mau memberi subisidi, kami akan tambah jam operasional. Tanpa subsidi, penyeberangan terakhir tetap jam 09.00 malam," pungkas dia.

MUSTHOFA BISRI