Terminal Pulogadung Mulai Dipadati Pemudik  

Editor

Zed abidien

Penjual menawarkan tiket bus kepada calon pemudik Lebaran di Terminal Pulogadung, Jakarta, 9 Juli 2015.  TEMPO/Subekti.
Penjual menawarkan tiket bus kepada calon pemudik Lebaran di Terminal Pulogadung, Jakarta, 9 Juli 2015. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, mulai dipadati pemudik. Ribuan tas, koper, dan kardus memadati setiap sudut ruang tunggu.

Meskipun banyak bangku yang kosong, si empunya barang memilih duduk di lantai. Bersebelahan persis dengan barang-barangnya atau malah menduduki kardus-kardus yang ditumpuk. Beberapa penumpang terlihat tidur sambil memeluk tas, bersandarkan tumpukan koper dan kardus.

"Diperkirakan penumpang hari ini berjumlah 2.500 sampai 3.000 penumpang," kata Kepala Terminal Pulogadung Simon Ginting, Ahad, 12 Juli 2015.

Arus pemudik yang mulai deras membuat beberapa karyawan perusahaan otobus (PO) gencar menawarkan tiket dengan cara jemput bola. Saat turun dari halte Transjakarta, penumpang akan disambut oleh tawaran tiket dan teriakan-teriakan. "Magelang, Wonosobo." Disusul teriakan, "Cirebon-Tasik."

Belum lagi suara mesin yang siap untuk diberangkatkan, lengkap dengan teriakan petugas PO memberi tahu bus akan segera berangkat. "Penumpang bus tujuan Bengkulu harap bersiap, bus akan segera diberangkatkan," kata petugas informasi melalui pengeras suara yang terdengar di seluruh sudut terminal.

Menurut Ginting, untuk mudik tahun ini masing-masing PO menyediakan lima bus. Padahal, di Terminal Pulogadung ada 117 PO. "Masing-masing PO menyediakan bus tambahan tapi tidak boleh masuk ke terminal semua," kata Ginting.

Sudarni, 42 tahun, petugas loket PO SAN tujuan Jakarta-Bengkulu mengatakan sudah sepekan terakhir terjadi lonjakan penumpang. Biasanya dalam sehari ia memberangkatkan dua bus tapi selama tiga hari belakangan ia bisa memberangkatkan lima sampai enam bus dalam kondisi penuh. "Alhamdulillah ramai tahun ini," kata dia. Artinya, kata dia, setiap hari ada 200 tiket atau 200 penumpang diberangkatkan ke Bengkulu dan Pekanbaru.

DINI PRAMITA