Raung Kembali Erupsi, Bandara Ngurah Rai Ditutup Lagi  

Aktivitas vulkanik Gunung Raung saat dipantau melalui Pos Pemantauan di Dusun Mangaran, Banyuwangi, Jawa Timur, pada 11 Juli 2015. Aktivitas gunung ini meningkat sejak akhir Juni lalu. TEMPO/Subekti.
Aktivitas vulkanik Gunung Raung saat dipantau melalui Pos Pemantauan di Dusun Mangaran, Banyuwangi, Jawa Timur, pada 11 Juli 2015. Aktivitas gunung ini meningkat sejak akhir Juni lalu. TEMPO/Subekti.

TEMPO.COJakarta - Kementerian Perhubungan menyatakan Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, kembali harus ditutup. Musababnya, Gunung Raung kembali erupsi dan menyemburkan debu vulkanis.

“Gunung Raung bergejolak lagi, jadi diputuskan untuk menutup Bandara Ngurah Rai sejak pukul09.30 Wita," ujar Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan J.A. Bharata ketika dihubungi. Penutupan, ujar Bharata, dilakukan Kementerian sebagai langkah antisipasi terhadap risiko penerbangan.

Menurut Bharata, erupsi tersebut menyemburkan debu vulkanis ke arah Bandara yang dapat membahayakan lalu lintas Bandara. Angin, kata dia, juga turut membawa abu vulkanis menuju arah Bandara.

“Sudah pasti penerbangan terganggu, tapi yang penting di sini adalah keselamatan penerbangan,” katanya. Tak hanya Bandara I Gusti Ngurah Rai, pada waktu yang bersamaan, Bandara Blimbing Sari, Banyumas, juga harus ditutup karena hal serupa.

Hingga berita ini diturunkan, Bharata mengatakan belum bisa memastikan kapan Bandara akan dibuka kembali. “Kami lihat situasi menjadi aman terlebih dulu,” tuturnya.

Gunung Raung menyemburkan debu vulkanis sejak Jumat, 10 Juli 2015. Akibatnya, lima bandara di beberapa daerah, yakni Bandara Internasional Gusti Ngurah Rai, Bali; Bandara Internasional Lombok; Bandara Selaparang di Mataram; Belimbing Sari, Banyuwangi; dan Bandara Noto Hadinogoro, Jember, ditutup akibat erupsi Raung.

ANDI RUSLI