Menu Cendolin ala Kaskus Makassar

Logo baru Kaskus
Logo baru Kaskus

TEMPO.CO , Makassar:Sunset sedang bulat sempurna di Losari. Tapi kawan-kawan dari Komunitas Kaskus Makassar mengabaikannya. Perhatian mereka sedang fokus mengisi ratusan gelas plastik dengan cendol. Ada tiga ember cendol siap saji dalam mobil hitam. Beberapa anggota bertugas membagikan kepada para pengunjung anjungan Losari dan para pengguna jalan yang melintas.

“Ayo, silakan ambil cendolnya,” kata Murdiansyah, Ketua Komunitas Kaskus Makassar, Jumat sore lalu, 3 Juli 2015, saat ditemui di anjungan Losari, di sela acara Kaskus Cendolin Indonesia—sebuah kegiatan membagikan cendol gratis untuk berbuka puasa.

Semakin mendekati waktu berbuka, warga semakin ramai. Mereka datang mengambil gelas-gelas yang telah berisi cendol. Tak hanya orang dewasa, anak-anak yang kebanyakan tidak berpuasa pun tampak antusias dan gembira mendapatkan cendol gratisnya.

Kegiatan berbagi cendol gratis ini, kata Anca—sapaan akrab Murdiansyah—dilakukan serentak di 54 wilayah regional, dari Sabang sampai Merauke. Bahkan anggota Kaskus yang berdomisili di luar negeri, seperti Australia, juga ikut bagi-bagi cendol. Menurut Anca, kegiatan yang dilakukan bersama-sama ini adalah salah satu cara untuk menjaga kekompakan komunitas.

Istilah Kaskus Cendolin Indonesia, kata Anca, berasal dari kata “cendol”, yaitu reputasi baik yang diberikan kepada pengguna Kaskus yang memiliki tulisan berkualitas. Sebaliknya, “bata” adalah reputasi buruk untuk penulis Kaskus yang kurang bagus. Dari istilah cendol inilah kemudian diwujudkan dalam bentuk sesungguhnya, yakni minuman cendol untuk berbuka puasa. Karena sedang bulan Ramadan, jadi kegiatan ini bisa bermakna Komunitas Kaskus berbagi kebaikan di bulan suci ini.

Anca juga berharap kegiatan ini bisa bermanfaat bagi orang banyak, serta membantu promosi wisata, karena kegiatan ini berlatar sunset di anjungan Losari. Tak hanya itu, ia juga berharap para Kaskuser—sebutan untuk pengguna Kaskus—bisa bertemu dan menjalin silaturahmi antar-anggota, baik yang baru maupun lama. “Kami berharap semakin banyak yang tertarik untuk bergabung setelah melihat kegiatan ini tersebar di media sosial,” ujarnya.

Vincent, contohnya, salah satu anggota baru yang baru pertama kali terlibat dalam acara Kaskus. Pemuda yang baru lulus dari Sekolah Menengah Atas Katolik Cenderawasih ini mengaku senang bisa terlibat dalam acara amal seperti ini. “Senang juga karena akhirnya bisa bertemu di dunia nyata dengan para Kaskuser Makassar,” ucapnya. Menurut dia, Kaskus adalah sebuah ruang yang mempermudah dirinya dalam mencari referensi di dunia maya.