630 Hansip Siaga Saat Lebaran di Depok, Dibayar Berapa?

Hansip turut membantu mengamankan pemilihan umum legislatif ulang di tempat pemungutan suara, Tangerang, Banten (13/4). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
Hansip turut membantu mengamankan pemilihan umum legislatif ulang di tempat pemungutan suara, Tangerang, Banten (13/4). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO , Jakarta: Sebanyak 630 anggota satuan perlindungan masyarakat (Linmas) atau biasa dikenal hansip di Kota Depok disiagakan untuk menjaga wilayah selama masa mudik lebaran. Kepala Bidang Pemberdayaan dan Linmas Ferry Birowo mengatakan pemanggilan hansip dari seluruh kelurahan ini untuk persiapan pengamanan jelang lebaran.

"Setiap kelurahan ada 10 hansip yang bakal menginventarisir rumah warga yang ditinggal mudik dan melakukan pengawasan," kata Fery saat memimpin apel Satuan Linmas di Balaikota Depok, Jumat, 10 Juli 2015.

Setiap hansip diarahkan agar bisa melakukan pengawasan maksimal dan mengingatkan pemudik yang meninggalkan rumahnya, agar mengecek intalasi listrik dan kompor. Sebab, banyak rumah terjadi kebakaran saat ditinggal mudik akibat korsleting listrik.

Dengan adanya penjagaan ini, diharapkan pemudik bisa merasa aman saat meninggalkan rumahnya untuk mudik. Bahkan, Ferry mengimbau agar pemudik menitipkan kunci rumah ke saudara yang dipercaya agar bisa dijaga.

"Yang penting saat ditinggal pergi harus dilihat colokan listrik jangan sampai masih bertumpuk dan kompor harus dilepas tabung gasnya," ucap Ferry.

Ferry mengatakan setiap hansip yang berjaga telah diberikan insentif sebesar Rp150 ribu per orang. Nantinya, diharapkan ada lagi pembentukan hansip di setiap RW, untuk berjaga selama mudik lebaran ini.

Sebab, selain bahaya kebakaran rumah saat ditinggal mudik, pencurian menjadi kasus yang juga marak terjadi saat rumah kosong. "Pemerintah telah mencoba untuk membentuk pengamanan khusus dengan penugasan kepada 630 hansip ini," ucap Ferry.

Selain itu, para hansip juga harus bisa menjaga banyaknya pedagang kaki lima saat malam takbiran nanti yang tumpah ke jalan. Jangan sampai keberadaan mereka membikin macet. "Setiap kelurahan akan ada titik pasar tumpah dan akan dijaga oleh mereka," ucapnya.

Didin Tatih, 54 tahun, hansip dari Kelurahan Leuwinangung, Kecamatan Tapos, mengatakan telah mendata rumah yang ditinggal mudik bersama Bintara Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babimkamtibmas) Kelurahan Leuwinangung. Menurutnya, jelang lebaran sering ada tawuran di wilayahnya. "Sudah melakukan pendataan rumah yang ditinggal mudik. Tugas saya hanya monitoring saja," ucapnya.

IMAM HAMDI