Duo Pedang Nabi Muhammad Dipamerkan di Malang  

Sejumlah pelajar mengamati replika Pedang Al Qadib milik Nabi Muhammad SAW dipamerkan di Pusdai, Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/4). TEMPO/Prima Mulia
Sejumlah pelajar mengamati replika Pedang Al Qadib milik Nabi Muhammad SAW dipamerkan di Pusdai, Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/4). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Malang - Pameran replika pedang Nabi Muhammad dan sahabat Nabi yang dipamerkan di Aula Skodam V Brawijaya Malang menyedot perhatian. Sebanyak 27 pedang memenuhi ruang pamer yang dilengkapi tata cahaya dan tata suara yang menarik. "Pedang ini replika koleksi Museum Topkapi, Turki," kata panitia penyelenggara, Ali Azyumardy Azra, Jumat, 10 Juli 2015.

Mata para pengunjung pertama kali langsung mencari dua pedang milik Rasulullah, yakni pedang yang diberi nama Al Qadib dan Al Ma'thur. Kedua pedang dipasang berdampingan di tengah ruang pameran. Sedangkan pedang milik sahabat dan anak Nabi Muhammad dipajang berjajar mengelilingi ruang pamer.

Pedang Al Qadib ada di sisi bersepuh perak bertulis lafaz kalimat syahadat. Pedang yang memiliki panjang 100 sentimeter ini bersarung kulit binatang. Sedangkan pedang Al Ma'thur merupakan pedang warisan dari ayah Nabi, Abdullah bin Abdul Munthalib. Pedang ini dimiliki Nabi sejak berumur 15 tahun sebelum menerima wahyu.

Pedang yang disepuh emas tampak mengkilap. Gagang pedang diukir menyerupai dua kepala ular. Sarung pedang dihiasi batu delima dan pirus berbentuk bunga. Di dekat gagang terdapat kaligrafi Al Kufo berbunyi Abdullah bin Abdul Munthalib. "Pedang bermata dua, ujung runcing untuk menikam," katanya.

Pedang Al Ma'tur merupakan pedang kesayangan Nabi Muhammad yang senantiasa menyertai dalam perang besar, yaitu pada peperangan di Khondak, Badar, dan Uhud. Juga dipamerkan rerompah, busur panah, dan tongkat milik Nabi Muhammad. Terompah atau alas kaki ini terbuat dari kulit unta digunakan untuk perjalanan saat hijrah dari Mekah ke Madinah.

Sedangkan pedang milik sahabat yang dipamerkan antara lain pedang Abu Hasan milik Ali bin Abi Thalib. Pedang berhias batu permata dan bersarung kulit. Ada pula pedang Umar bin Khattab dan pedang Al Qoli milik Umar bin Khattab. Pameran diselenggarakan mulai 8-14 Juli 2015. Pengunjung cukup membayar Rp 15 ribu dan pelajar Rp 10 ribu.

Salah seorang pengunjung, Muzaki, mengaku terkesan dengan pedang milik Nabi Muhammad, sebab ia mengingat perjuangan Rasulullah dalam menegakkan syiar Islam. Dengan adanya pameran ini, ia bisa membayangkan bagaimana tantangan dan hambatan dalam menyebarkan agama Islam.

"Meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad," katanya. Selama ini ia hanya membaca sejarah perkembangan Islam, tetapi tak bisa membayangkan dasyatnya perang saat itu.

EKO WIDIANTO