Jalur Ini Rawan Bagi Pemudik Motor di Indramayu dan Subang  

Anggota Polisi Wanita (Polwan), membagikan peta mudik kepada masyarakat dan pengendara motor yang melintasi, di kawaasan Bundaran HI, Jakarta, 26 Juni 2015. Pembagian Peta tersebut untuk persiapan warga pada Mudik Lebaran 2015. TEMPO/Imam Sukamto
Anggota Polisi Wanita (Polwan), membagikan peta mudik kepada masyarakat dan pengendara motor yang melintasi, di kawaasan Bundaran HI, Jakarta, 26 Juni 2015. Pembagian Peta tersebut untuk persiapan warga pada Mudik Lebaran 2015. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.COIndramayu - Pemudik motor yang melintas di pantura Indramayu wajib berhenti di check point. Mereka diharuskan beristirahat.

Hal tersebut diungkapkan Kapolres Indramayu, AKBP Wijonarko, Kamis, 9 Juli 2015. “Seluruh pengguna motor dari arah Jakarta menuju Cirebon akan dihentikan dan diarahkan masuk ke check point,” kata Wijonarko.

Check point tersebut disediakan di bekas rumah makan Taman Selera, Langut, Kecamatan Lohbener. Di tempat itu disedikan fasilitas kesehatan, bengkel, makan dan minum. “Seluruhnya gratis,” ujar Wijonarko.

Penyediaan check point dimaksudkan agar pengendara motor yang akan mudik bisa beristirahat setelah menempuh perjalanan panjang. Setelah beristirahat, diharapkan mereka pun bisa melanjutkan perjalanan kembali dengan kondisi tubuh yang lebih fit. “Nanti mereka yang sudah berhenti di check point akan diberi stempel,” kata Wijonarko. Stempel tersebut sebagai tanda jika mereka sudah berhenti di tempat peristiharatan.

Wijonarko juga menghimbau pemudik motor agar berhati-hati. Dia mengungkapkan jika berkurangnya kendaraan roda empat di jalur pantura setelah dioperasikannya tol Cipali jsutru bisa menimbulkan rawan kecelakaan terutama kendaraan roda dua. “Mereka akan memacu motor dengan lebih cepat karena kondisi jalanan yang relatif lebih lengang,” katanya.

Karenanya dia menghimbau kepada pemudik, khususnya yang menggunakan roda dua, untuk selalu berhati-hati dan memperhatikan batas kecepatan maksimal yang diperbolehkan. Himbauan memperhatikan batas kecepatan pun berlaku untuk pengendara mobil pribadi yang melewati tol Cipali. “Jalur tol yang masuk wilayah Kabupaten Cirebon itu berkelok,” kata Kasatlantas Polres Cirebon, AKP Erwinsyah. Kelokannya bahkan ada membentuk huruf U dan S.

Sehingga pengendara mobil pun harus memperhatikan batas kecepatan yang diizinkan, yaitu hanya 80 km/jam. “Sehingga tidak terjadi kejadian yang tidak kita inginkan bersama,” kata Erwin.

Selain di Indramayu, pemudik juga disarankan berhati-hati melintasi Subang. Kepala Satuan Lalu-lintas Polres Subang, Ajun Komisaris Ridwan, mengatakan ada tiga pasar tumpah di Pantura dan dua pasar di jalur tengah yang harus diwaspadai para pemudik. "Ketiga pasar tumpah di Pantura yakni Sukamandi, Ciasem dan Pusakanagara. Ada pun di jalur tengah yakni pasar Cipeundeuy dan Kalijati," kata Ridwan.

Ia meminta agar para pemudik berhati-hati dan tertib saat menjelang lokasi pasar tumpah. "Ikuti petunjuk dari petugas dan jangan main saling salip," ujarnya. Sebab, jika para pemudik tidak patuh, kondisi di simpul-simpul pasar tumpah tersebut berpotensi menimbulkan kemacetan total.

Dari kelima pasar tumpah tersebu, pasar tumpah Sukamandi di jalur Pantura yang paling berpotensi menimbulkan kemacetan total. "Sebab, di lokasi tersebut ada aktifitas orang berbelana, warga sekitar pasar yang menyeberang dan ojek mengangkut penumpang," kata Ridwan. Hal sama juga di pasar Kalijati di jalur tengah.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Subang, Rahlan Adiwinata, mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan pihak kepolisian, pramuka dan Palang Merah Remaja, melakukan sistem kanalisasi buat mengantisipasi kemacetan total di kelima pasar tumpah tersebut. "Waktunya bisa dilakukan setiap lima atau 10 menitan, tetapi, sangat tergantung pada situasi," ia menjelaskan.

Jika tidak dilakukan penangan dengan pola kanalisasi, dikhawatirkan akan menimbulkan kesemrawutan dari para pengunjung dan yang pulang dari pasar serta dari penyeberang jalan.

IVANSYAH | NANANG SUTISNA