9.000 Orang Terancam Tak Bisa Mudik dari Sampit

Ribuan penumpang KM Leuser yang akan melakukan mudik lebaran berebut masuk ke dalam kapal saat berada di pelabuhan Sampit, Kalimantan Tengah, (11/8). Kapal tujuan pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur memiliki kapasitas 1.500 penumpang, namun dikhawatirkan memuat penumpang melebihi kapasitas kapal. ANTARA/Untung Setiawan
Ribuan penumpang KM Leuser yang akan melakukan mudik lebaran berebut masuk ke dalam kapal saat berada di pelabuhan Sampit, Kalimantan Tengah, (11/8). Kapal tujuan pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur memiliki kapasitas 1.500 penumpang, namun dikhawatirkan memuat penumpang melebihi kapasitas kapal. ANTARA/Untung Setiawan

TEMPO.COPalangkaraya - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, memperkirakan, sepekan menjelang Idul Fitri 1436 Hijriah, sekitar 9.000 pemudik dari Pelabuhan Sampit belum terangkut  karena kekurangan kapal. 

“Mereka ini belum mendapatkan tiket kapal karena memang kita kekurangan kapal. Karena itu, kami telah meminta bantuan Departemen Perhubungan melalui Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk menambah kapal guna mengangkut para pemudik dengan tujuan Semarang dan Surabaya,” ujar Bupati Kotawaringin Timur Sopian Hadi seusai buka puasa bersama dengan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Achmad Diran di Masjid Jami Sampit, Kotawaringin Timur, Rabu malam, 8 Juli 2015.

Menurut Sopian, ribuan calon penumpang tersebut mayoritas merupakan para pekerja perusahaan kelapa sawit yang tersebar di beberapa kabupaten di Kalimantan Tengah. Di antaranya dari Kabupaten Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Lamadau, Katingan, dan Sukamara.

Keberangkatan para pemudik dari Pelabuhan Sampit dilayani enam kapal milik Pelni dan dua kapal swasta. Sopian mengatakan jumlah penumpang Lebaran 2015 diperkirakan mencapai 30 ribu orang, meningkat 3,24 persen  dari tahun sebelumnya (2014) yang mencapai sekitar 29 ribu pemudik.

Hingga saat ini, pemudik yang sudah memiliki tiket untuk berangkat mencapai sekitar 21 ribu orang. Sebagian kecil sudah mudik ke kampung masing-masing. Adapun sekira 9.000 pemudik lain belum memiliki tiket.

Menurut Sopian, kapasitas kapal swasta dan Pelni yang mengangkut para pemudik mencapai sekitar 2.000 orang. “Namun, untuk keamanan dan kenyamanan para penumpang, kapal dibatasi hanya mengangkut penumpang maksimal 1.500 orang, tidak lebih dari itu,” kata Sopian. Hal itu pula yang menyebabkan tiket untuk pemudik dibatasi hingga 21 ribu.

Menanggapi permintaan kekurangan kapal tersebut, Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Achmad Diran telah memerintahkan Kepala Dinas Perhubungan Kalimantan Tengah untuk menindaklanjuti permintaan tambahan kapal yang diajukan Pemerintah Kabupaten Kotawatingin Timur.

"Ini masalah urgen untuk kepentingan orang banyak yang mau mudik.  Saya minta agar hal ini segera ditindaklanjuti," tutur Achmad.

Dari pemantauan di Pelabuhan Sampit, Kamis, 9 Juli 2015, sejak pagi hari, ratusan penumpang yang akan berangkat menuju Pulau Jawa telah memadati pelabuhan yang berada di tepian Sungai Mentaya, Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, itu. Para penumpang yang kebanyakan akan mudik ke sejumlah kota di Pulau Jawa tersebut sebagian besar adalah pekerja perkebunan kelapa sawit di sekitar Kabupaten Kotawaringin Timur.

KARANA W.W.