Jalan Alternatif Lintas Timur Sumatera Sempit dan Gelap

Editor

Zed abidien

Jelang mudik lebaran tahun 2014, Jalan Lintas Sumatera ruas Bakauheni - Bandar Lampung masih rusak. TEMPO/Nurochman Arrazie
Jelang mudik lebaran tahun 2014, Jalan Lintas Sumatera ruas Bakauheni - Bandar Lampung masih rusak. TEMPO/Nurochman Arrazie

TEMPO.CO, Palembang - Kendaraan pemudik baik arah Pulau Jawa maupun Sumatera mulai terlihat melintas di jalan lintas timur Sumatera di wilayah Palembang hingga ke perbatasan Provinsi Lampung di Kabupaten Mesuji. Saat ini belum tampak kepadatan yang dapat menghambat laju kendaraan pemudik. Berdasar pengalaman tahun sebelumnya, mulai Sabtu nanti, pemudik semakin memadati ruas lintas timur.

Dari pantauan di lapangan, jalur Palembang-Indralaya, Ogan Ilir, tetap menjadi ancaman bagi pemudik. Di sini, jalur sepanjang 32 kilometer ini merupakan titik rawan macet karena hanya tersedia dua lajur utama.

Hanya terdapat beberapa titik yang telah dilebarkan pada bahu kiri dan kanannya serta penambahan lajur. Sementara itu jalur alternatif yang layak dilalui hampir tidak ada. "Biasanya akan terjadi kemacetan total jika ada yang mogok," kata Jamaluddin, warga desa Pemulutan, Ogan Ilir, Rabu, 8 Juli 2015.

Jika ada kemacetan di lintas Palembang-Indralaya, biasanya kendaraan dari arah Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, atau sebaliknya akan diarahkan menuju jalur alternatif SP Padang. Namun sebagai satu-satunya jalur alternatif, jalur tersebut belum layak dilalui oleh pemudik.

Dari pantauan di lapangan, masih terdapat lubang besar di badan jalan. Selain itu semak belukar pada sisi jalan dapat menghambat penglihatan pemudik, utamanya di malam hari. "Sebenarnya SP Padang bisa dijadikan jalan alternatif," kata Heru Setiawan, Kepala Satuan Kerja Wilayah I Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Selatan.

Namun Heru memastikan kerusakan tersebut bukan kewenangan mereka karena berada di jalan penghubung kabupaten. Sehingga menjadi tanggung jawab dari pemerintah daerah. Sementara untuk jalan negara di lintas timur sepanjang 617 kilometer mulai dari perbatasan Provinsi Lampung hingga ke arah Jambi sudah layak dilalui. Saat ini pengerjaan tambal sulam masih terus dilakukan untuk menutupi lubang dan aspal yang mengelupas. "Ada 24 paket pekerjaan dengan anggaran Rp 406 miliar," kata Heru.

PARLIZA HENDRAWAN