Begini Cara Komunitas Vespa Butut Senangkan Hati Anak Yatim

TEMPO/Sulhi
TEMPO/Sulhi

TEMPO.CO, Kediri-Kumuh, dekil, urakan, dan cenderung kriminal adalah gambaran awam bagi komunitas vespa (scooterist) di Indonesia. Keberadaan mereka di jalan raya yang kerap ugal-ugalan dengan suara knalpot memekakkan telinga sering membuat pengendara lain jengkel. Namun gambaran tersebut sirna saat melihat para scooterist yang tergabung dalam “Scooterist Kediri Raya” melakukan aksi kemanusiaan di Kecamatan Wates, Sabtu malam, 4 Juli 2015.

Ratusan scooterist yang melaju pelan menyusuri jalanan desa membonceng anak kecil berpakaian muslim. Bukan anak ataupun keponakan, mereka adalah penghuni Panti Asuhan At-Tarbiyah yang diajak ngabuburit mengendarai vespa dalam kegiatan buka puasa bersama.

Tak meninggalkan atribut scooter yang biasa dipakai saat konvoi, para penunggang vespa butut itu tampak ramah saat membujuk anak-anak agar mau diajak berkeliling. Alih-alih takut dan malu, anak-anak itu justru berebut menaiki vespa yang belum pernah mereka kendarai.

Beberapa anak langsung melompat ke bagian depan sambil berdiri memegang kemudi. Adapun anak yang sudah besar memilih duduk di jok belakang. Tak ketinggalan yang masih balita digendong pengasuhnya ikut dibonceng para scooterist.

Selepas azan Asar, konvoi scooterist pun melaju pelan di jalan raya Wates. Suara knalpot yang memekakkan telinga seperti pengeras suara yang memanggil warga untuk melihat. Tak pelak aksi ngabuburit pun menjadi tontonan warga yang terheran-heran dengan penunggang kecil berpakaian muslim di antara scooterist.

Tak ada kegarangan ataupun sikap urakan yang dipertontonkan dalam konvoi itu. Seluruh pengendara tersenyum ramah sambil sesekali menanyakan kenyamanan penumpangnya saat melaju. Dan anak-anak itu pun larut dalam kegembiraan bersama deru mesin vespa yang menyalak.

“Saya lega saat melihat senyum anak-anak,” kata Bangkak, scooterist yang juga penggagas kegiatan tersebut.

Pria bernama asli Joko ini terharu dengan solidaritas dan jiwa sosial rekan-rekannya. Mereka rela patungan sukarela untuk membiayai santunan dan buka bersama dengan anak yatim meski tanpa paksaan sekalipun.

Bahkan para scooterist dari luar Kediri turut berdatangan meramaikan buka bersama tersebut. Beberapa scooterist juga tampak membonceng karung beras untuk disumbangkan kepada anak-anak panti.

Sebanyak 70 penghuni Panti Asuhan At-Tarbiyah termasuk para pengasuhnya turut terangkut dalam konvoi ini. Di belakang mereka, ratusan scooterist dari berbagai aliran mengiringi dengan gaya masing-masing. “Tak ada batasan aliran disini, semua scooterist bergabung,” kata Bangkak.

Ustaz Saifudin, pengasuh panti asuhan, tak henti bersyukur atas kepedulian para scooterist ini. Sebagai pengasuh panti yang jauh dari ingar bingar komunitas vespa, dia tak menduga jika para scooterist ini memiliki jiwa sosial yang tinggi kepada anak-anak yatim. “Saking senangnya saya sampai ikut mengendarai vespa bersama istri,” katanya tertawa.

Sebagai balasan atas niat baik para scooterist ini, Saifudin mengajak anak asuhnya mendoakan mereka agar senantiasa diberi keselamatan dunia akhirat. Di penghujung konvoi menjelang berbuka, para scooterist disambut hafalan Asmaul Husna dan pembacaan ayat suci Al Quran.

HARI TRI WASONO