Yuk, Ngabuburit di Kelas Kaligrafi Ini  

Editor

Grace gandhi

TEMPO/Aris Andrianto
TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.COBandung – Saat menunggu waktu berbuka puasa atau ngabuburit, sebagian warga Bandung memilih belajar membuat kaligrafi huruf latin. 

Malah hobi membuat huruf dan tulisan tangan itu bisa mendatangkan penghasilan. Pemakaiannya, di antaranya, untuk aksara kartu undangan, gambar kaus, poster, dan hiasan interior.

Di sebuah toko penjual bahan seni dan kerajinan tangan, Made with Love Indonesia, di Bandung, kelompok Kaligrafina (Kaligrafi Indonesia) mengenalkan dan melatih 16 peserta membuat kaligrafi aksara latin, Sabtu, 4 Juli 2015.

Pelatihnya adalah Erwin Indrawan, salah seorang pendiri Kaligrafina, yang selama empat jam membimbing peserta untuk menguasai dasar-dasar pembuatan kaligrafi. 

“Tahap selanjutnya, eksplorasi kaligrafi sendiri, termasuk warna yang dipakai,” kata lulusan seni grafis Institut Teknologi Bandung itu.

Sedikitnya ada enam jenis gambar dasar kaligrafi latin, seperti garis lurus, melengkung, mengarah ke bawah, dan ke atas. Teknik itu bisa dilakukan dengan pena atau kuas berbentuk spidol yang lebih praktis. Kaligrafi itu mengandalkan pola tulisan huruf sambung, dengan tebal tipis tinta, dan konsistensi bentuk. 

Erwin dan rekannya, Prafitriani, membentuk komunitas Kaligrafina pada Agustus 2014. Kelompok itu mewadahi peminat dari berbagai kota, seperti Jakarta, Bandung, Makassar, Surabaya, Solo, Yogyakarta, dan Bali. “Sampai sekarang, kami telah membuat kelas pelatihan sebanyak sebelas kali,” ujar Erwin. 

Pembuatan gambar itu dilakukan dengan tangan langsung di atas kertas. Cara manual itu, menurut Erwin, lebih ampuh dan lebih baik dibanding berkarya langsung dengan aplikasi komputer. 

Prafitriani, yang mengaku tak punya dasar seni rupa atau menyukai gambar, tertarik karena suka menulis dengan bentuk aksara tangan secara otodidak. Mereka yang mahir setelah menguasai dasar kaligrafi aksara latin bisa mendapat penghasilan dengan membuat gambar sebagai hiasan. “Misalnya selain poster adalah di helm, sepeda motor, atau membuat font (huruf) sendiri untuk aplikasi di komputer,” tuturnya. 

ANWAR SISWADI