Deddy Mizwar Khawatir Ada Sabotase di Tol Cikopo-Palimanan  

Editor

Erwin prima

Warga melintas di jalan tol Cikampek-Palimanan (Cipali) yang baru dibangun di kawasan Cikedung, Indramayu, 11 Mei 2015. Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) memiliki panjang 116,75 km. TEMPO/Tony Hartawan
Warga melintas di jalan tol Cikampek-Palimanan (Cipali) yang baru dibangun di kawasan Cikedung, Indramayu, 11 Mei 2015. Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) memiliki panjang 116,75 km. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar khawatir ada sabotase di jalan tol Cikopo-Palimanan. “Ada indikasi babi tidak ada, musang tidak ada, tapi dilepas oleh orang-orang tertentu," kata dia di Bandung, Jumat, 3 Juli 2015.

Menurutnya, kemungkinan hal itu bisa terjadi karena masih ada konflik soal jalan baru itu. Deddy mengatakan, soal musang dan babi itu sempat mengemuka sebagai salah satu penyebab banyaknya kecelakaan di jalan tol itu.

Terutama di lokasi yang tidak ada penerangan jalannya saat malam hari. ”Karena gelap kadang-kadang masih jarang mobil sehingga suka main-main musang di sana sama babi hutan, sehingga banyak kecelakaan.” 

Menurut Deddy, sudah ada penyelesaian soal konflik antara warga dengan pengembang jalan tol. “Sudah ada penanganannya, duitnya sudah ada. Duitnya tinggal ambil di Pengadilan, yang jelas uangnya bukan tidak ada,” kata dia. 

Deddy mengatakan ada dua hal yang masih jadi sorotan mengenai kesiapan jalan tol Cipali menerima arus mudik Lebaran. Pertama soal rambu yang masih harus ditambah. “Seperti kecepatan harus diingatkan terus, dan rambu untuk interchange kalau mau ke Indramayu keluarnya di mana, jangan sampai orang pada lewat,” kata dia. 

Masalah kedua soal penerangan jalan umum. “Penerangan jalan umum ternyata hanya ada di interchange dan gerbang keluar tol, selebihnya tidak ada sama sekali. Masih gelap, tapi bagusnya jalan memang mulus. Bahayanya karena gelap, musang pikir masih kampungnya,” kata Deddy. 

Soal penerangan jalan umum ini belum ada solusi hingga pelaksanaan arus mudik nanti. “Sampai Lebaran ini tidak bisa,” kata dia. “Tapi yang jelas di pintu tol Cikopo, Subang, Cikedung, Kertajati, Palimanan, Suberjaya terang. Selebihnya di antara itu gelap. Tapi mobil kan ramai-ramai, terang.” 

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan, selain soal rambu, rest area juga diminta sudah bisa beroperasi saat arus mudik Lebaran. “Ada beberapa masukan harus dipasang rambu tambahan semacam pita kejut, rambu batas kecepatan, serta informasi daerah rawan kecelakan,” kata dia. 

Dia mewanti-wanti bagi pemudik yang hendak melewati jalan tol Cipali agar memperhatikan batas kecepatannya. “Pastikan kecepatan itu 60 kilometer per jam dan maksimum seratus kilometer per jam,” kata Taufik. 

Menurut Taufik, mengantisipasi kecelakaan di jalan tol Cipali akan disiagakan lima ambulans, sepuluh mobil derek, serta belasan mobil patroli. “Mereka sudah bekerja sama dengan rumah sakit terdekat untuk penanganannnya.

Dan bila ada kejadian, maksimal antara 15 menit sampai 20 menit sudah siap menangani,” kata dia. 

AHMAD FIKRI