Kelenteng Kwan Sing Bio Tiap Hari Sediakan Takjil  

Gedung serbaguna  klenteng Kwan Sing Bio, Tuban, Jawa Timur, 9 Mei 2015. Klenteng Kwan Sing Bio dibangun pada Abad ke-18. TEMPO/Aris Novia hidayat
Gedung serbaguna klenteng Kwan Sing Bio, Tuban, Jawa Timur, 9 Mei 2015. Klenteng Kwan Sing Bio dibangun pada Abad ke-18. TEMPO/Aris Novia hidayat

TEMPO.CO, Tuban: Selama bulan Ramadan, Pengurus Kelenteng Kwan Sing Bio atau tempat IbadahTri Dharma (TTID) Tuban, Jawa Timur, menyediakan takjil untuk umat Muslim. Toleransi antar-umat beragama di Tuban, relatif terjaga selama bertahun-tahun di kabupaten pesisir pantai utara ini.

Di Kelenteng Kwan Sing Bio, pada hari-hari biasa sebenarnya menyediakan makanan gratis bagi warga sekitar di tempat ibadah  yang terletak di Jalan RE Martadinata, Karangsari Kota Tuban. Biasanya para juru masak, beberapa di antaranya Muslim, menyediakan beras sekitar 30 kilogram per harinya. Tapi, khusus untuk bulan Ramadan, porsinya ditambah hingga sekitar 60 kilogram per harinya. Yang datang menikmati takjil, sekitar 70 orang bahkan bisa lebih.

Sedangkan menu yang disajikan, misalnya nasi goreng, mie rebus dan goreng. Pada hari-hari tertentu, pihak pengurus dapur juga menyediakan masakan khas dari Tuban. Terutama masakan laut seperti gulai ikan, rajungan, tumis udang, dan sejumlah makanan laut lainnya khas pesisir pantai utara.

Warga yang datang berbuka dengan takjil berasal dari pelbagai kalangan. Misalnya pekerja bangunan, nelayan, tukang becak, hingga warga dari luar kota yang singgah di Tuban.

Menurut Hanjono Tanzah, mantan Sekretaris Umum Kelenteng Kwan Sing Bio, menyediakan masakan takjil sudah dilakukan selama beberapa tahun ini. Biasanya masyarakat yang datang sifatnya lebih umum. Jadi tidak hanya yang Muslim saja, tetapi ada juga warga beragama lain. “Ya, ini bagian dari toleransi kita,” ujarnya pada Tempo Kamis 2 Juli 2015.

Pria yang kini menjabat sebagai Wakil Bendahara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Tuban ini menambahkan, bahwa hampir tiap tahun, Kelenteng Kwan Sing Bio mengadakan kegiatan rutin yang bertema toleransi antar umat beragama. Misalnya dialog antar-umat yang pesertanya warga Muslim dan pemeluk agama lain di Kelenteng. Biasanya, materi diskusinya, seputar pemberdayaan umat. Mulai dari masalah sosial, ekonomi dan tentu saja persoalan hidup bertoleransi agama.

Hanjono mencontohkan, untuk pekan depan, pihak Kwan Sing Bio dan Komunitas Gusdurian di Kota Tuban, mengadakan Sahur Bersama dengan Ibu Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, istri almarhum Gus Dur, pada Sabtu 11 Juli 2015. Kegiatan Sahur Bersama ini juga dimanfaatkan untuk dialog antara umat Muslim dengan pengurus Kelenteng tersebut.

"Ini jadi momen menarik, bisa mengundang sahur dengan tokoh seperti Ibu Shinta,” Hanjono berujar.

SUJATMIKO