Puasa, Pondok Ramadan Lansia Digemari  

Seorang wanita lansia mengikuti fashion show di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia, Radio Dalam, Jakarta, 28 Juni 2015. Acara tersebut dilakukan untuk menghibur para lansia dan menunggu waktu berbuka puasa. TEMPO/Iqbal Ichsan
Seorang wanita lansia mengikuti fashion show di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia, Radio Dalam, Jakarta, 28 Juni 2015. Acara tersebut dilakukan untuk menghibur para lansia dan menunggu waktu berbuka puasa. TEMPO/Iqbal Ichsan

TEMPO.CO , Blitar:Bulan ramadan adalah waktu yang paling ditunggu para janda dan perempuan lanjut usia di Blitar. Hanya di bulan ini mereka bisa mengikuti program pengajian kilat di pondok janda dengan gratis.

Suasana semarak terlihat di Pondok Janda Lansia Al Mawadah yang berada di Masjid Musta Jabud Da’waah Desa Kendalrejo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar. Bukan keramaian anak-anak yang tadarus, melainkan para janda dan wanita lanjut usia. Di tempat ini mereka belajar membaca Al Quran dan olah fisik di bawah asuhan takmir masjid setempat.

Ati Umayah, salah satu panitia pondok ramadan khusus ini mengatakan pelatihan baca tulis Al Quran untuk para janda dan lansia ini digelar setiap bulan puasa. penyelenggaranya adalah para pengurus masjid dan remaja yang memiliki kemampuan baca tulis Al Quran dengan baik. “Ini program pondok ramadhan untuk janda dan lansia,” kata Ati, Rabu 1 Juli 2015.

Program mengaji kilat tersebut saat ini sudah berjalan keenam kali. Tak hanya mengajarkan baca tulis Al Quran, para lansia juga mendapat bimbingan olah raga khusus untuk menjaga kebugaran selama puasa. Pembekalan ini untuk membantu menjaga kesehatan mereka agar tetap kuat menjalankan ibadah puasa di usia renta.

Menurut Ati, sejak digelar enam tahun lalu, jumlah peserta pondok ramadan lansia ini terus meningkat. Saat ini jumlah santrinya sebanyak 58 orang yang berasal dari berbagai kecamatan di Blitar. Rata-rata usia mereka di atas 65 tahun dan tak lagi memiliki suami.

Selepas melaksanakan sahur, para lansia mengikuti sholat Subuh berjamaah di masjid yang disambung tadarus. Selanjutnya mereka diwajibkan mengikuti senam pagi di bawah instruktur senam lansia sebelum beristirahat sejenak untuk meneruskan belajar mengaji hingga pukul 21.30 WIB.

Karena gratis, panitia tak bisa menyediakan tempat tidur yang memadai. Para lansia ini ditempatkan di sebuah rumah bambu di kompleks masjid. Meski terbuat dari bambu, namun mereka dipastikan nyaman dan tak kedinginan.

Berbagai kegiatan dilakukan para lansia ini jika tak sedang mengaji atau absen dari kegiatan di masjid. Mulai dari saling memijat kaki temannya hingga sekedar tiduran di atas kasur. Peserta yang kurang enak badan langsung mendapat pemeriksaan dari tim kesehatan yang disediakan panitia. “Lumayan bisa menghibur daripada di rumah sendiri,” kata Suminah, salah satu peserta pondok Ramadan.

Meski kegiatan mengajinya cukup padat, namun dia merasa senang mengikuti program ini. Di usianya yang senja, Suminah masih bersyukur mendapat kesempatan belajar agama. Apalagi seluruh kegiatan itu tak dipungut biaya sama sekali.

HARI TRI WASONO