Begini Toples Unik Bermotif Dicari Untuk Wadah Kue Lebaran  

Pekerja mengemas kue di industri kue kering Ina Cookies di kawasan Bojongkoneng, Bandung, Jawa Barat, (7/8). Produksi mencapai lebih dari 3.000 toples per hari untuk memenuhi pesanan Lebaran dari berbagai daerah. 90 persen peningkatan omzet produksi kue terjadi pada saat Ramadan. TEMPO/Prima Mulia
Pekerja mengemas kue di industri kue kering Ina Cookies di kawasan Bojongkoneng, Bandung, Jawa Barat, (7/8). Produksi mencapai lebih dari 3.000 toples per hari untuk memenuhi pesanan Lebaran dari berbagai daerah. 90 persen peningkatan omzet produksi kue terjadi pada saat Ramadan. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung- Seni lukisan kaca membuat beragam wadah makanan dan minuman menjadi unik. Toples, gelas, atau wadah berbahan gelas yang tadinya bening polos, tampil semarak oleh motif maupun ragam warna. Permintaannya meningkat menjelang hari raya Lebaran.

Di Bandung, hanya segelintir orang yang menggarap kerajinan tangan lukisan kaca atau gelas itu. Salah seorang pembuatnya, ibu rumah tangga berputra tiga orang, Ratna Miranti, 39 tahun. Dalam pengerjaannya, lulusan Desain Tekstil ITB 2000 itu dibantu 1-3 orang, kadang melibatkan belasan mahasiswa seni di Bandung.

Corak lukisan kacanya kebanyakan bermotif aneka batik, kain tradisional, satwa, dan bunga. Lukisan pada sebuah toples bisa diselesaikan dalam hitungan jam hingga dua hari, tergantung ukuran toples dan kerumitan gambarnya. Salah satu toples lukisan yang banyak peminatnya yakni bergambar wajah anak pada kedua sisi.

“Sering untuk produksi ulang susah karena stok toplesnya di toko hanya sedikit dan cepat berganti model,” ujarnya saat ditemui Tempo di kantornya, Rabu, 1 Juli 2015.

Selain toples, perangkat makan dan minum seperti gelas serta piring, juga ikut diwarnai. Seringnya, kata Mira, panggilannya, pembeli tak memakainya untuk acara jamuan, melainkan disimpan sebagai hiasan rumah. “Toples juga biasanya setelah dipakai langsung dibersihkan untuk disimpan,” ujarnya.

Merintis usaha seni lukisan kaca sejak 2010, pesanan setiap bulan selalu ada setelah berjualan lewat Internet dan kadang ikut pameran kerajinan. Belakangan permintaan meningkat hingga omzet usahanya rata-rata bisa mencapai lebih dari Rp 20 juta per bulan. Menyasar kalangan menengah ke atas, pembelinya kebanyakan warga Jakarta, turis, dan ekspatriat.

“Harga berkisar Rp 75 ribu hingga Rp 3 juta seperti guci yang besar,” ujarnya. Selain gelas, lukisannya juga pada benda-benda keramik.

ANWAR SISWADI