Selama Ramadan, Umat Islam Saudi Diminta Hemat Energi

Masjid Nabawi, Madinah, Saudi Arabia. Cem Oksuz/Anadolu Agency/Getty Images
Masjid Nabawi, Madinah, Saudi Arabia. Cem Oksuz/Anadolu Agency/Getty Images

TEMPO.CO, Riyadh - Umat Islam seharusnya berhemat dalam penggunaan energi listrik selama bulan suci Ramadan. Hal itu sejalan dengan prinsip ajaran Islam, yakni “Hidup hemat dan sederhana,” kata para ekonom.

Seorang ekonom yang mengatakan hal itu adalah Al-Sadeq Idris. Dia mengatakan bahwa meningkatnya penggunaan listrik selama Ramadan disebabkan masyarakat menggunakan pendingin udara melebihi hari biasa dan menyalakan kerlap-kerlip lampu pada malam hari.

Idris menjelaskan sikap tersebut adalah pemborosan, khususnya ketika mereka menggunakan peralatan yang tidak sesuai dengan spesifikasi hemat energi yang dipersyaratkan pemerintah. "Kampanye hemat energi yang dilakukan Saudi Centre for Energy Efficiency (SCEE) 'Beri Aku Saran' menyoroti pentingnya peran agama dan sumber penghematan ekonomi yang perlu digalakkan," ucapnya.

Abdulrahman Baashin, Presiden Pusat Studi Ekonomi Timur Tengah, mengatakan masyarakat harus hemat energi pada bulan Ramadan. Dia menambahkan, "Penggunaan energi listrik meningkat 50 persen bila dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Sebab, masyarakat lebih banyak menggunakan penyejuk udara, menyalakan berbagai lampu pada malam hari, serta penggunaan peralatan listrik lainnya. Masyarakat harus mematuhi kampanye hemat energi."

Ekonom lainnya, Abdulrahman Al-Ata, mengatakan Ramadan adalah bulan memuliakan Allah, sehingga masyarakat harus hemat energi dan uang. Dia meminta para mubalig menyebarluaskan pesan ini. Al-Ata menambahkan, masyarakat seharusnya membeli peralatan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan pemerintah dan mengurangi konsumsi bahan bakar mobil mereka.

SCEE gencar melakukan kampanye hemat energi karena penggunaan energi listrik, baik oleh individu maupun perusahaan, di Arab Saudi sangat tinggi. Pada sektor gedung perkantoran, konsumsi energi mencapai 80 persen dari produksi energi di Saudi—70 persen di antara energi tersebut digunakan untuk penyejuk ruangan.

ARAB NEWS | CHOIRUL AMINUDDIN