Kepadatan Puncak Arus Mudik Diperkirakan Turun 10 Persen

Editor

Grace gandhi

Ilustrasi mudik menggunakan motor. Adem Salvarcioglu/Anadolu Agency/Getty Images
Ilustrasi mudik menggunakan motor. Adem Salvarcioglu/Anadolu Agency/Getty Images

TEMPO.CO , Jakarta: Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Adityawarman memperkirakan puncak arus mudik Lebaran 2015 akan turun sekitar 10 persen. Penyebabnya, arus mudik pada tahun ini lebih tersebar di beberapa hari sebelum Lebaran dibanding tahun lalu.

"Di puncak arus mudik, kepadatan kami perkirakan turun 10 persen," kata Adityawarman, Selasa, 30 Juni 2015, di kantor pusat Jasa Marga, Jakarta Timur.

Adityawarman memprediksi sebagian masyarakat akan memulai mudik pada Sabtu-Minggu, 11-12 Juli 2015. Ini dilakukan oleh pemudik yang bekerja di sektor informal atau wiraswasta. Di dua hari tersebut, persentase kendaraan diperkirakan telah mencapai 30 persen kendaraan yang membawa pemudik.

Sebagian masyarakat lainnya akan mudik di tanggal 13, 14, dan 15 Juli 2015. Di tiga hari tersebut, persentase kendaraan pemudik adalah 70 persen. Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 14 dan 15 Juli. "Tanggal 16 tidak menjadi tinggi-tingginya arus mudik, sehingga sudah agak santai," kata Adityawarman.

Adityawarman menambahkan, Lebaran yang diperkirakan jatuh pada hari Jumat, 17 Juli 2015 memang membawa keuntungan. Ini membuat hari-hari mudik lebih panjang dibanding jika lebaran jatuh di hari Senin atau di awal pekan. Jika lebaran jatuh di awal pekan, arus mudik akan terkonsentrasi di tiga hari menjelang lebaran.

Sementara itu, Direktur Utama Jasa Marga Christantio Prihambodo mengatakan jumlah kendaraan yang akan melintas di Gerbang Tol Cikarang Utama (entrance) arah Cikampek pada puncak arus mudik di H-3 (14 Juli 2015) diperkirakan naik 99,3 persen dibanding volume lalu lintas di hari biasa. Di hari biasa, rata-rata kendaraan yang melintas sekitar 71.278 kendaraan per hari.

"Pada H-3 lebaran tahun ini diperkirakan volume lalu lintas kendaraan mencapai 141.864 kendaraan," kata Christantio.

AMIRULLAH