Asyik! Polwan Cantik Jadi Guru Mengaji, Siapa Mau Ikut?  

Sejumlah polwan berjilbab membagikan jadwal imsyakiyyah dan panduan keamanan berkendara di Karanganyar, Jawa Tengah, 18 Juni 2015. Aktivitas berpuasa bulan Ramadan 1436 Hijriah dimulai secara serentak pada hari ini. TEMPO/Ahmad Rafiq
Sejumlah polwan berjilbab membagikan jadwal imsyakiyyah dan panduan keamanan berkendara di Karanganyar, Jawa Tengah, 18 Juni 2015. Aktivitas berpuasa bulan Ramadan 1436 Hijriah dimulai secara serentak pada hari ini. TEMPO/Ahmad Rafiq

TEMPO.CO, Trenggalek - Kepolisian Resor Trenggalek menerjunkan polisi wanita ke sejumlah masjid dan musala. Bukan untuk mencari pelaku teroris, tapi mengajar baca-tulis Al-Quran kepada anak-anak.

Berbeda ketika mengatur lalu lintas dan menilang pelanggar rambu dengan muka garang, para polwan dari Polres Trenggalek ini tampak ramah saat menyapa anak-anak di Masjid Darusallam, Kelurahan Ngantru, Trenggalek. Dengan tetap mengenakan seragam dinas dan penutup rambut atau jilbab, mereka begitu telaten mengeja huruf hijaiyah.

Setiap sore, masjid ini selalu menyelenggarakan pendidikan baca-tulis Al-Quran kepada anak-anak. Namun, sejak Ramadan pekan lalu, keberadaan para ustad di tempat itu digantikan polisi wanita sebagai pengajar.

“Awalnya anak-anak takut, mungkin karena masih mengenakan seragam polisi,” kata Ajun Komisaris Siti Munawaroh, koordinator polwan Polres Trenggalek.

Namun, dengan pendekatan yang ramah dan ceria, para polwan itu akhirnya bisa berbaur dengan anak-anak peserta mengaji. Meski tak menyandang predikat guru agama, kemampuan para polwan mengajarkan baca-tulis Al-Quran patut diacungi jempol. Gaya komunikasi mereka yang cair juga menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak untuk belajar. Terlebih tak sedikit anak-anak yang bercita-cita menjadi polisi.

Kegiatan mengaji ini dilakukan para polwan selepas mengikuti apel sore di Mapolres Trenggalek. Dengan membentuk kelompok tertentu, mereka menyebar ke sejumlah masjid, musala, TPA, dan pondok pesantren untuk mengajarkan baca-tulis Al-Quran.

Kelelahan akibat menjalankan ibadah puasa dan bertugas seharian tak membuat semangat para polwan surut dalam mengajar mengaji. Justru mereka merasa terhibur dan mendapat tantangan baru mengajar anak-anak. “Hitung-hitung nyari pahala puasa juga,” ujar Siti.

Sebagai anggota kepolisian, para polwan juga menyisipkan pesan-pesan keamanan kepada anak didik di sela pelajaran mengaji. Di antaranya mengenalkan cara memanfaatkan teknologi gadget dan Internet dengan benar agar tak terjerumus ke dunia pornografi. Dengan kemajuan teknologi saat ini, tingkat interaksi anak-anak dengan dunia maya cukup tinggi. Hal ini kerap memicu berbagai tindak kejahatan, dari pornografi hingga kenakalan remaja.

Para pengurus masjid pun menerima kehadiran para polwan dengan positif. Mereka merasa terbantu dengan peran polwan yang mengajarkan baca-tulis Al-Quran kepada anak-anak yang jumlahnya meningkat pada bulan puasa. “Biar mereka tidak bosan juga dengan ustad di sini,” tutur Ahmad Sobirin, salah satu pengurus Masjid Darusallam.

HARI TRI WASONO