Ramadan, 'Pemburu' Darah Sasar Masjid dan Warung  

Sejumlah umat muslim melaksanakan salat Tarawih pertama di bulan suci Ramadan, di masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Selasa (9/7). TEMPO/Adi Warsidi
Sejumlah umat muslim melaksanakan salat Tarawih pertama di bulan suci Ramadan, di masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Selasa (9/7). TEMPO/Adi Warsidi

TEMPO.CO, Banda Aceh - Para pemburu darah dari Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Banda Aceh, rajin singgah ke masjid-masjid untuk mencari pendonor. Mereka punya program unik selama Ramadan, mengajak jamaah salah tarawih menyedekahkan darahnya.

Kasie Pendataan UTD PMI Banda Aceh, Liswandi mengatakan program tersebut rutin di bulan Ramadan dalam tiga tahun terakhir. “Ini untuk menjaga stok darah tetap aman, selama Ramadan dan Hari Raya,” katanya di sela-sela kegiatan donor di Masjid Baitussalihin Ulee Karang, Banda Aceh, Minggu malam 28 Juni 2015.

Menurut Liswandi, pada siang hari warga sedang berpuasa dan menghindari melakukan donor. Dengan demikian,  kegiatan donor dilakukan saat malam, usai tarawih. Program itu telah berlangsung sejak malam ketiga Ramadan.

Liswandi menambahkan, pihaknya mengerahkan dua unit mobil operasional transfusi setiap malam untuk bergerak ke dua masjid yang berbeda. “Malam ini selain di sini (Masjid Baitussalihin), juga ada di Masjid Blang Oi,” katanya.

Rata-rata di satu masjid, PMI Banda Aceh mampu mengumpulkan sekitar 30 kantong darah yang disumbangkan jamaah. Berarti dalam semalam, mereka mampu mengumpulkan sekitar 60 kantong darah dari dua unit mobil transfusi yang dikerahkan.

Pada pertengahan Ramadan, setelah semua masjid yang ramai di Kota Banda Aceh disinggahi, tim ‘pemburu’ darah akan menyasar warung-warung kopi di Banda Aceh. “Pada malam hari, warung kopi juga sangat ramai. Kita akan mengajak warga ikut donor,” ujar Liswandi.

Sebelumnya, Ketua PMI Kota Banda Aceh, Qamaruzzaman Haqny mengatakan PMI Kota Banda Aceh membutuhkan sekitar 150 kantong darah sehari atau 4.500 kantong per bulan untuk melayani dua kabupaten/kota. “Unit donor darah melayani 16 rumah sakit dan klinik di Banda Aceh dan Aceh Besar,” katanya.

Menurut Qomaru, jumlah tersebut dipergunakan untuk melayani kebutuhan reguler pasien dan kebutuhan pasien penderita thalassemia. Saat ini budaya dan kesadaran masyarakat untuk donor darah semakin tinggi di Banda Aceh. Kepedulian lembaga sosial akan sosialisasi donor darah juga sudah meningkat.

ADI WARSIDI