Pemilihan Warna Hijab Berkaitan Erat Dengan Kesehatan Kulit

Puluhan konstestan Miss World Muslimah berkampanye di Bundaran Hotel Indonesia, (15/09). Memakai Hijab warna warni Para kontestan Miss World Muslimah 2013 ini berkampanye bersama 20 kontestan dari enam negara. TEMPO/Dasril Roszandi
Puluhan konstestan Miss World Muslimah berkampanye di Bundaran Hotel Indonesia, (15/09). Memakai Hijab warna warni Para kontestan Miss World Muslimah 2013 ini berkampanye bersama 20 kontestan dari enam negara. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli kesehatan menilai, pemilihan warna hijab memiliki hubungan dengan kesehatan kulit si pemakai. Hijab berwarna terang justru dinilai lebih baik dari sisi kesehatan.

"Hijab sehat itu warnanya tak selalu gelap. Untuk kesehatan kulit hijab seharusnya berwarna terang," ujar Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia, IPB, Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah Ridwan, MS, dalam Seminar "Membangun Pemahaman Gizi dan Kesehatan Remaja Putri" yang diselenggarakan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, di Bekasi, Sabtu (27 Juni 2015).

Hardinsyah mengatakan, warna hijab yang relatif gelap menghambat terserapnya paparan sinar matahari yang bisa mengaktifkan vitamin D dalam tubuh.

"Jadi berhijab untuk kesehatan kulit harus berwarna terang. Warna terang bukan berarti tipis dan transparan," kata dia.

Di samping itu, lanjut Hardinsyah, terhambatnya penyerapan vitamin D oleh tubuh juga terjadi bila kita mengenakan hijab dengan ketat.

Oleh karena itu, saat memakai hijab usahakan tidak ketat. "Sebaiknya tidak ketat, agar vitamin D bisa masuk (ke tubuh melalui kulit). Vitamin D bisa terserap tubuh jika ada ruang (antara pakaian dan kulit)," tutur dia.

ANTARA