Kisah Masjid Al-Abror: Tertua di Sidoarjo, Berusia 300 Tahun

Editor

Zed abidien

Ilustrasi masjid. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Ilustrasi masjid. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh

TEMPO.COSidoarjo - Masjid dua lantai dengan warna dominan hijau muda itu tampak megah. Sekilas, orang tak akan mengira bila masjid yang berada di kawasan religi kampung kuno Kauman itu merupakan masjid tertua di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

"Dibangun sekitar tahun 1678," ucap Zainun Chasan Ali, takmir Masjid Al-Abror, saat ditemui Tempo di kediamannya di Kelurahan Kauman, Sidoarjo, sekitar 50 meter sebelah utara masjid tersebut, Minggu, 28 Juni 2015.

Zainun mengatakan Masjid Al-Abror pertama kali dibangun Mbah Mulyadi dengan dibantu tiga temannya, yakni Musa, Badria, dan Salim. Mbah Mulyadi merupakan anggota pasukan Tronojoyo yang melarikan diri ke Sidoarjo. "Mereka semua dimakamkan dekat Masjid Al-Abror."

Zainun berujar, Mbah Mulyadi awalnya hanya menemukan pondasi gundukan tanah. Bersama ketiga temannya, Mbah Mulyadi kemudian membangun masjid di atas pondasi itu. "Orang dulu menyebut masjid tiban," tuturnya.

Sejak pertama kali dibangun, kata Zainun, Masjid Al-Abror telah direnovasi sebanyak lima kali. Masjid itu terakhir kali direnovasi pada 2007 oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dengan menghabiskan anggaran Rp 6 miliar.

Saat dilakukan renovasi itu, bangunan masjid asli hanya menyisakan gapura masjid yang berada di sisi utara. "Selebihnya baru," kata Zainun. Pria ini mengaku sudah menjadi takmir masjid itu selama 12 tahun.

Menurut  Zainun, bukti Al-Abror merupakan masjid tertua di Sidoarjo adalah tak jauh dari masjid itu ditemukan bangunan kuno bekas pusat pemerintah daerah Sidoarjo. "Mungkin saja halaman depan Masjid Al-Abror yang dulu dibangun pusat perbelanjaan itu adalah alun-alun lama."

Sementara itu, selama ratusan tahun, Masjid Al-Abror saban hari menggelar tradisi pengajian kitab kuning seusai magrib. "Kalau Ramadan, dimajukan sebelum magrib kemudian buka bersama," katanya. Masjid tersebut dianggap memiliki peran tersendiri dalam sejarah Sidoarjo. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo kemudian menetapkan Al-Abror sebagai kawasan religi.

NUR HADI