Ramadan, Pilih-pilih Diskon di Situs Belanja Online

Belanja Online.
Belanja Online.

TEMPO.CO , Jakarta:Menyambut bulan Ramadan kali ini, perusahaan e-commerce Bukalapak meluncurkan sebuah layanan inovatif. Berjulukan “Rahmat”, singkatan dari murah dan hemat, layanan ini menyediakan lebih dari 100 komoditas bahan kebutuhan pokok yang dapat dibeli secara online.

Barang kebutuhan pokok yang tersedia dari cabai, bawang, buah-buahan, beras, hingga daging ayam segar. “Animo masyarakat luar biasa,” ujar Achmad Zaky, CEO dan Co-Founder Bukalapak, pekan lalu.

Dengan program Rahmat itu, karyawan semakin mudah memenuhi kebutuhan pokok mereka. Tinggal belanja secara online, barang pun akan tiba di kantor atau rumah sesuai dengan pesanan. Program ini juga diharapkan bisa mempermudah para ibu rumah tangga karena mereka tidak perlu keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Untuk memasok sayur-sayuran dan buah-buahan, Bukalapak bekerja sama dengan Pasar Komoditas Nasional (Paskomnas). Paskomnas Indonesia merupakan grup perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan jaringan Pasar Induk.

Sedangkan untuk penyedia kebutuhan pokok lainnya, Bukalapak menyerahkan kepada penjual yang menjadi anggota Bukalapak. Bukalapak, yang telah berdiri selama lima tahun, telah memiliki 220 ribu usaha kecil dan menengah. “Mereka sebagian besar adalah pedagang kecil. Banyak juga yang sembari kerja, paruh waktunya dihabiskan untuk berbisnis di Bukalapak. Kami bermimpi suatu saat memiliki jutaan UKM yang pendapatannya besar-besar,” ujar Zaky.

Menurut Zaky, sejauh ini Bukalapak berfokus mengedukasi para penjual untuk lebih baik, yakni dalam pelayanan yang prima, kualitas produk yang bisa dipertanggungjawabkan, serta aktif dan serius dalam mengelola lapak online-nya. “Hanya dengan meningkatkan kualitas, mereka bisa maju dan mendapat pendapatan yang lebih banyak pada masa mendatang,” kata dia.

Bukalapak memberi jaminan transaksi yang dilakukan aman sepenuhnya. Selama ini, jualan online dilakukan dengan bertemu atau transfer langsung. Hal tersebut tentunya berbahaya dan tidak efisien. Bukalapak kemudian memperkenalkan escrow account, yaitu sistem di mana dana pembeli akan disimpan di Bukalapak hingga barang sampai. Setelah barang sampai ke pembeli, dana otomatis diteruskan ke penjual. Jika barangnya tidak sampai? “Dananya akan dikembalikan. Ini win-win solution buat semua. Pedagang nyaman, pembeli aman,” ujar Zaky.

Menurut Zaky, kendala terbesar dalam e-commerce adalah soal infrastruktur, di mana masih banyak hambatan yang ditemui untuk melakukan transaksi online, dari Internet yang tidak stabil atau lemot, hingga pembayaran yang rumit. “Hanya sebagian masyarakat kita yang siap untuk belanja online. Padahal penduduk kita besar dan saya yakin semua akan terkoneksi dengan Internet lima tahun mendatang,” ujarnya.

Perusahaan e-commerce lain yang melakukan penjualan serupa Bukalapak adalah Tokopedia. Melissa Siska Juminto, Wakil Presiden Tokopedia, mengatakan perdagangan online yang dilakukan Tokopedia adalah online marketplace atau serupa mal. “Tokopedia adalah penyedia jasa platform, kami tak punya barang, tak punya gudang, tak mengambil komisi. Jadi, sepenuhnya kontrol pada penjual,” ujarnya.

Untuk mengefisienkan penjualan online, kata Melissa, Tokopedia berfokus pada teknologi. Sistem pembayaran serupa dengan Bukalapak, yang menggunakan rekening penampung hingga barang diterima pembeli. Untuk menangani komplain, Tokopedia menyediakan tim customer care, yang akan membantu pembeli dan penjual hingga diperoleh titik terang.

Untuk model marketplace, ada juga yang berbentuk managed marketplace, seperti Elevania. Managed marketplace melakukan pengelolaan lebih lanjut, misalnya pada risiko, persediaan, kuantitas, harga, promosi, dan lainnya. Karena itu, model ini biasanya mendapat komisi dari transaksi barang. Untuk pembayaran sendiri, Elevenia menggunakan sistem escrow account, seperti model marketplace lainnya.

Anggita Vela Lydia, Senior Business Development & Public Relations Elevenia, mengatakan bahwa dalam ajang Lebaran Belanja Online, yang diikuti oleh 40 ecommerce di Indonesia pada 25 Juni hingga 5 Juli 2015, Elevenia akan memberikan penawaran yang lebih beragam kepada konsumen. “Bukan hanya diskon, yang dimulai dari 30 persen, tapi juga kami menawarkan Festival Hijab, Gadget, dan Voucher. Konsumen bisa mendapatkan produk yang jauh lebih beragam dengan harga yang sangat bersaing,” ujar Vela.

Vela mengatakan bahwa saat Ramadan ini kebiasaan berbelanja konsumen sedikit unik. Ada waktu-waktu khusus yang memang dimanfaatkan oleh konsumen untuk berbelanja, misalnya ketika ngabuburit dan menjelang atau sesudah sahur.

Hingga saat ini, Elevenia telah memiliki lebih dari 2 juta produk dengan 8.000-10.000 transaksi per hari. Terkait dengan target Elevenia dalam penyelenggaraan Lebaran Belanja Online ini, Vela tidak muluk-muluk. “Untuk bulan puasa ini, kami menargetkan trafik dan transaksi naik dua kali lipat daripada biasanya,” ujarnya.

Selain model marketplace, model penjualan yang berkembang adalah model retail, seperti yang dilakukan oleh Lazada. Dengan model ini, penjual menitipkan jualan atas nama Lazada. Lazada didukung dengan gudang di Cakung seluas 12 ribu meter persegi untuk menampung barang dan mempekerjakan lebih dari 1.000 karyawan.

Sebastian Sieber, Chief Marketing Officer Lazada Indonesia, mengatakan, untuk mendukung kenyamanan transaksi, Lazada menyediakan beberapa metode pembayaran, seperti transaksi kartu kredit, transfer bank, serta berbagai pilihan pembayaran lainnya, seperti debit langsung, dan cash on delivery (bayar di tempat), yang menjadi favorit bagi sebagian besar pembeli online baru.

“Dengan beberapa metode pembayaran yang tersedia di Lazada, kami merasa bahwa ini adalah salah satu kekuatan kami untuk menarik lebih banyak orang untuk mencoba belanja online dan menghilangkan hambatan bagi mereka yang meragukan transaksi pembayaran e-commerce,” ujar Sebastian.

ERWIN ZACHRI