Begini, Serunya Liburan dan Ngabuburit dengan Merakit Robot

Ilustrasi interaksi robot dan manusia. Slate.com
Ilustrasi interaksi robot dan manusia. Slate.com

TEMPO.CO, Malang - Puluhan anak-anak pelajar Sekolah Dasar di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang menunggu berbuka puasa dengan merakit robot. Mereka meriung di Rumah Al Quran, selain belajar mengaji mereka juga belajar merakit robot.

"Susah pokoknya, merangkai robot butuh kesabaran," kata salah seorang peserta, Lidya Kholifani Alwaha, Sabtu 27 Juni 2015.

Tak harus mahal, robot terbuat dari berbagai barang bekas. Seperti kepala sikat gigit, saklar dinamo, dan baterai disulap menjadi robot kaki seribu. Tak harus semua barang baru, tapi mereka menggunakan dinamo, dan saklar bekas. Dinamo berputar sehingga bergetar untuk menggerakkan sikat gigi.

Untuk menjadi robot yang menarik, mereka menempeli kepala sikat dengan aneka hiasan dari kertas. Mereka membentuknya seperti serangga atau mobil-mobilan. Mereka tampak telaten mengelem komponen robot menjadi menarik. Setiap kelompok terdiri dari lima orang membuat satu buah robot.

Setelah robot selesai dirakit, mereka menyiapkan jalur balapan dari papan kardus. Lantas mereka menyorangi, menyemangati tim agar robot yang dibuat kelompoknya menang lomba balapan. Mereka tampak riang, setelah robot rakitannya berjalan dan mengikuti lomba.

Lidya mengaku tertarik mengikuti kegiatan merakit robot untuk mengisi liburan sekolah. Sekaligus untuk mengenal prinsip kerja robot. Selain itu, juga sambil ngabuburit menunggu waktu berbuka puasa. "Daripada tak ada kegiatan di sekolah," katanya.

Instruktur merakit robot, Ahmad Zulfa Andrean mengatakan biasanya merakit robot dilaksanakan dalam ekstra kurikuler di Sekolah Dasar dan SMA. Mereka diajari prinsip kerja dan cara merakit robot. "Melatih mereka untuk mengenalkan robot dari barang bekas. Biasanya kan membeli robot jadi," katanya.

EKO WIDIANTO