Sajadah Tiga Dimensi Diburu Saat Ramadan  

Pekerja menunjukkan sajadah kartun tiga dimensi (3D) di industri rumahan di kawasan Lesanpuro, Kec. Kedungkandang, Malang, Jawa Timur, 22 Juni 2015. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Pekerja menunjukkan sajadah kartun tiga dimensi (3D) di industri rumahan di kawasan Lesanpuro, Kec. Kedungkandang, Malang, Jawa Timur, 22 Juni 2015. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.COMalang - Sebuah industri rumah tangga di Malang memproduksi sejadah tiga dimensi. Sajadah ini ditempeli boneka tokoh kartun yang digemari anak-anak. "Agar anak-anak lebih rajin beribadah," kata pemilik Klinik Boneka, Lika Prasteyo, Sabtu, 27 Juni 2015.

Warga Kelurahan Lesanpuro, Kedungkandang, Kota Malang, ini memproduksi sajadah tiga dimensi sejak lima tahun terakhir. Ia kebanjiran pesanan saat menjelang Lebaran. Setiap lembar sajadah dibanderol Rp 120 ribu. Lika menjualnya langsung kepada konsumen melalui media online.

Awalnya, Klinik Boneka hanya berfokus membuat boneka. Pada 2010, Lika membuat sajadah tiga dimensi hanya untuk anaknya, Fabian Habibi, yang tengah belajar salat di pendidikan anak usia dini. Belakangan, banyak teman anaknya yang tertarik dan memesan sajadah serupa. 

Karena itu, sejak 2011, sajadah diproduksi massal untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sajadah tiga dimensi nan lucu semakin diburu. Lantas, pada 2014, produksi sajadah dikembangkan dengan teknik printing

Sajadah diberi hiasan gambar gerakan salat dan huruf hijaiyah. Dengan demikian, saat salat, anak-anak juga belajar gerakan salat. "Sajadah ini hanya diproduksi saat bulan Ramadan," ujarnya. 

Dengan demikian, Lika tetap berfokus memproduksi boneka. Jumlah tenaga kerja bertambah dari dua orang menjadi empat. Selain boneka, Klinik Boneka juga memproduksi bantal boneka yang lucu. Dengan produksi boneka, omzetnya bertambah 30 persen. Rata-rata setiap bulan sebesar Rp 18 juta.

Lika mulai memproduksi boneka sejak dipecat dari sebuah pusat perbelanjaan tempatnya bekerja selama sepuluh tahun. Pusat perbelanjaan itu tutup dan berubah menjadi hotel. Sejak itu, Lika membuat boneka yang dijual ke sejumlah toko.

Setelah usahanya berkembang, ia membuka toko sendiri dan menjualnya secara online. Dengan usahanya ini, Lika mempekerjakan masyarakat sekitar. Mereka membantu memproduksi boneka dan memasarkannya di sekitar Malang.

EKO WIDIANTO