Berdalih Ngabuburit, Remaja di Kediri Balapan Liar Ekstrem

Dok. TEMPO/Robin Ong
Dok. TEMPO/Robin Ong

TEMPO.COKediri - Aksi ngabuburit remaja di Kabupaten Kediri ini cukup ekstrem. Mereka beradu cepat di atas sepeda motor sambil menunggu waktu berbuka puasa. 

Tepat pukul 15.00, jalanan di satu ruas Simpang Lima Gumul, Kecamatan Ngasem, 1 kilometer arah timur kantor Bupati Kediri, nyaris tak bisa dilewati. Ratusan sepeda motor terparkir rapat di kanan-kiri bahu jalan sepanjang 500 meter. Mereka menantikan aksi balap sepeda motor di jalur beraspal mulus.

Meski bukan jalan bebas hambatan, tak satu pun kendaraan yang melintas ketika gelanggang balap sudah dimulai dua jam sebelum azan magrib. Satu per satu pemilik kendaraan bermesin standar muncul ke garis start untuk menjajal kemampuannya. Yang membuat arena balap ini menciutkan nyali, tak ada peraturan sama sekali.

Semua jenis kendaraan dibolehkan mengikuti balapan. Demikian pula untuk kapasitas mesin tak dibatasi secara khusus. Bahkan sepeda motor bebek pun boleh beradu cepat dengan motor sport seperti Kawasaki Ninja. “Satu-satunya aturan adalah tidak boleh pakai helm dan pengaman,” kata Dimas, pembalap yang pernah ikut ajang tersebut, Kamis kemarin, 25 Juni 2015.

Menurut dia, balapan itu sebenarnya dilakukan rutin pada hari tertentu. Namun, selama bulan puasa, Dimas dan kawan-kawan sepakat menggelar balapan setiap sore sambil menunggu waktu berbuka. Alasannya sederhana, selain banyak penonton, Satuan Polisi Pamong Praja dan polisi tak melakukan razia balap liar selama Ramadan. Pada hari biasa, mereka kerap kejar-kejaran dengan aparat yang membubarkan balapan tersebut.

Tempo yang menyaksikan balapan itu cukup bergidik melihat aksi para remaja tingkat SMP dan SMA. Mereka beradu cepat dengan tarikan gas penuh tanpa mengenakan helm maupun sepatu. 

Siapa pun boleh memilih lawan tanding dan langsung beradu di jalur 500 meter. Kalaupun sedang tak minat mencari musuh, pemilik motor boleh sekadar menjajal kemampuan mesin dengan menggeber di jalur itu. “Biasanya ada yang sok pamer standing (mengangkat roda depan),” ujar Dimas.

Dan benar saja, selama balapan berlangsung, tak ada seorang pun petugas Satpol PP maupun polisi yang mengusir mereka. Aparat keamanan seperti memberi keleluasaan khusus pada bulan suci ini kepada para remaja. Adu geber itu pun berakhir dengan tertib ketika jarum jam menunjukkan pukul 17.00. Seperti dikomando, para penonton dan pembalap kompak meninggalkan arena balap liar. 

HARI TRI WASONO