Amankan Mudik, Polda Banten Kerahkan 2.300 Personil

Editor

Grace gandhi

Seorang anak membonceng di bagian depan sepeda motor ketika mengantre untuk memasuki kapal ferry menuju Pulau Sumatera di Pelabuhan Merak, Banten, Jumat 25 Juli 2014 dini hari. TEMPO/Dasril Roszandi
Seorang anak membonceng di bagian depan sepeda motor ketika mengantre untuk memasuki kapal ferry menuju Pulau Sumatera di Pelabuhan Merak, Banten, Jumat 25 Juli 2014 dini hari. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO , Jakarta: Kepala Kepolisian Daerah Banten Brigadir Jendral Boy Rafli Amar mengatakan, untuk mengamankan arus mudik Lebaran, Polda banten akan menerjunkan dua pertiga kekuatan atau 2.300 personil. “Untuk itu Polda Banten akan memfokuskan untuk memperketat pengamanan di kawasan Pelabuhan Merak dan beberapa tempat wisata yang ada di Banten,” kata Boy, Kamis, 25 Juni 2015.

Boy Rafli menyatakan untuk mengantisipasi kemacetan, Polda Banten, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP akan membuat posko pengamanan bersama di jalur mudik. “Kami juga akan melakukan rekayasa lalu lintas di jalur mudik yang rawan terhadap kemacetan, salah satunya di pintu keluar gerbang tol, lampu merah, dan ruas jalan berbelok sehingga pengamanan jalur mudik Lebaran nanti lebih maksimal,” katanya.

Menurut Boy mengatakan, rekayasa lalu lintas dilakukan guna mengantisipasi kemacetan yang kerap terjadi saat puncak arus mudik. “Padat sudah pasti, tapi jangan sampai crowded dan terjadi konflik arus,” ujar Boy.

Dia menambahkan, pada pelaksanaan arus mudik nanti, Polda Banten melarang pemanfaatan bahu jalan untuk areal parkir. Boy juga mengimbau kepada pengguna kendaraan, khususnya kendaraan besar, untuk tidak parkir di bahu jalan pada H-7 Lebaran.

Sementara itu, Manager Usaha Pelabuhan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) cabang Merak Nana Sutisna mengatakan, PT ASDP akan membagi penyeberangan Merak-Bakaheuni menjadi dua tarif, yaitu tarif siang dan tarif malam. Tarif penyeberangan siang akan lebih murah dar‎ipada tarif malam.

"Nanti rencananya akan mendistribusikan calon pengguna jasa dengan menggunakan dua tarif, yaitu tarif siang dan malam hari untuk mengurai kemacetan. Kalau yang kemarin hanya satu tarif. Jadi mereka semua pada pulang pada malam hari," katanya.

Menurut Nana, kapasitas Pelabuhan Merak saat ini masih terbatas, sehingga menyebabkan adanya antrian panjang. Untuk itu dengan cara pembagian tarif penyeberangan menjadi dua waktu bisa menjadi solusi terpecahnya kosentrasi penumpang pada saat arus mudik.

"Kapasitas pelabuhan itu masih terbatas. Itu yang menyebabkan sampai keluar pelabuhan. Padahal kalau sampai keluar pelabuhan sudah bukan kendali PT ASDP," ujarnya.

WASI'UL ULUM