Ramadan, Omzet UMKM Meningkat 200 Persen  

Editor

Zed abidien

Apem ijo. TEMPO/Heru CN
Apem ijo. TEMPO/Heru CN

TEMPO.CO, Yogyakarta - Omset pelaku usaha mikro kecil dan menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta meningkat 100 hingga 200 persen pada pekan pertama Ramadan 2015. Konsultan Pusat Layanan Usaha Terpadu UMKM DIY Yuli Afriyandi mengatakan kenaikan itu terjadi pada UMKM yang menawarkan produk kerajinan tangan dan kuliner.

Untuk produk kerajinan tas, misalnya, omset pelaku usaha rata-rata rata-rata Rp 4 juta. Sedangkan pada hari biasa atau sebelum puasa omset mereka Rp 2 juta. Tak hanya produk kerajinan, pelaku usaha kuliner meraup rezeki selama Ramadan. Omset mereka naik dari Rp 500 ribu pada hari biasa menjadi Rp 3 juta. “Usaha kuliner skala mikro tumbuh pesat,” kata Yuli, Kamis, 25 Juni 2015.

Usaha kuliner dadakan di Yogyakarta banyak bemunculan setiap bulan puasa. Menjelang waktu berbuka, pedagang menyiapkan takjil makanan dan minuman di sepanjang jalan kampung Nitikan Yogyakarta. Setiap menjelang buka puasa pukul 15.00, kawasan sepanjang jalan Nitikan-Sorogenen penuh hiruk pikuk pedagang dan pembeli. Pembeli berjubel di sekeliling gerai pedagang.

Mereka menggelar dagangannya di gerai-gerai kecil pinggir jalan. Mereka menjual kuliner tradisional, seperti kicak, ketan, dan coro bikang. Ada pula yang menjual tahu goreng, pecel, urap-urap, dan brongkos. Aneka minuman melengkapi sajian buka puasa. Di antaranya kolak pisang, es rumput laut, dan dawet.

Menurut Yuli, pelaku usaha akan terus meraup untung dalam jumlah besar hingga Lebaran tiba. Industri rumahan maupun toko-toko yang menjual kue bersiap untuk menambah kuantitas barang. Produk pakaian jadi juga akan banyak diburu konsumen seperti tahun-tahun sebelumnya.

SHINTA MAHARANI