TEMPO.CO, Jakarta - Pengeluaran selama Ramadan bisanya meningkat dibandingkan dengan bulan biasa, karena ada penambahan belanja ragam makanan dan faktor kenaikan harga. Lebaran dan Idul Fitri tahun ini bertepatan kalender sekolah, yang terkait dengn biaya pendidikan anak. Sehingga bagi orang tua perlu bijak mengelola pengeluaran keuangan.
Menurut pakar Financial Islamic Advisor Febiola Aryanti, masyarakat Indonesia cenderung berperilaku konsumtif dengan membeli lebih dari yang diperlukan, sehingga banyak pengeluaran yang tidak dibutuhkan. Dia menyarankan, bulan puasa sebaiknya tidak berlebihan dalam melakukan pengeluaran.
Febiola menegaskan dalam pengaturan keuangan jangan terjebak dengan kebiasaan. "Waktu Ramadan, misalmya, berbuka puasa harus menu istimewa, banyak makanan manis, makanan berlemak, atau makan di luar rumah. Puasa yang baik untuk kesehatan yaitu sesuai dengan anjuran, yaitu berbuka dengan korma dan banyak beribadah," katanya.
Adapun kegiatan mudik, anggarannya harus sudah dipersiapan kira-kira 3 bulan sebelum puasa. Tapi kebanyakan orang memaksakan mudik dengan kondisi keuangan tidak sehat dan tidak menyiapkan anggaran mudik sebelum Ramadan tiba. Sehingga kekurangan biaya untuk mudik mengambil uang dari tabungan, kalau ada.
Menurutnya, apa yang dilakukan di luar kota, sebaiknya dicatat, supaya tidak banyak pengeluaran yang diluar perhitungan. "Kita tidak taat anggara. Kegiatan mudik tidak jelas. Banyak pengeluaran tidak perlu." Menurutnya, memperbaiki keuangan keluarga itu tidak gampang, karena kadang butuh waktu 2-3 bulan. "Hindari berlebaran di luar kemampuan."