Ramadan, Okupansi Hotel di Bandung Anjlok

Fasad Hotel Domain yang dibangun dengan arsitektur modern minimalis berada di Jalan Makmur, Bandung, Jawa Barat, (20/6). TEMPO/Prima Mulia
Fasad Hotel Domain yang dibangun dengan arsitektur modern minimalis berada di Jalan Makmur, Bandung, Jawa Barat, (20/6). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Herman Muchtar, Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Jawa Barat mengatakan okupansi hotel memasuki ramadan anjlok.

“Bulan puasa makin runyam,” kata Herman di Bandung, Rabu, 24 Juni 2015.

Herman mengaku, okupansi hotel di Bandung pada akhir pekan memasuki bulan ramadan  maksimal hanya 20 persen.

“Okupansi kalau akhir pekan, bukan bulan puasa jumlahnya berkisar di angka 80 persen. Kalau puasa ini maksimal mungkin hanya sebesar 20 persen saja," ujar Herman.

Menurut dia, situasi makin runyam akibat sejumlah faktor yang dipicu kondisi perekonomian yang melambat di satu sisi dan tingginya pertumbuhan hotel baru.

"Tarif hotel tidak bisa naik, kemudian perpindahan karyawan luar biasa dari satu hotel ke hotel yang lain, sementara hotel yang dijual cukup banyak, yang mau tutup juga ada,” kata Herman.

Dia khawatir kondisi ini bakal berimbas pada pemberian tunjangan hari raya (THR) karyawan hotel.

“Pasti bermasalah, UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) saja pengusaha hotel banyak yang mengajukan penangguhan upah,” ujar dia.

Herman masih berharap situasi membaik selepas lebaran.

“Diharapkan Agustus mulai ada peningkatan,” kata Herman.

AHMAD FIKRI